Mereka dari kiri ke kanan, adalah Arif Fadillah (baju putih), Natar Zainuddin, Ahmad Khatib Datuk Batuah (tanda x) dan Abdullah Wahab (baju putih).
Datuk Batuah adalah tokoh PKI kelahiran Koto Laweh, pada tahun 1895 dan wafat pada tahun 1949 di tempat yang sama. Datuk Batuah adalah pendiri dan mejadi ketua PKI Cabang Padang Panjang pada Maret 1923 bersinergi dengan kekuatan elemen Islam lainnya melawan rejim kolonial di bumi Minangkabau.
Rangkaian pertama pemberontakan PKI menuntut kemerdekaan diawali di Jakarta dan Banten 12 November 1926 disusul Priangan, Surakarta, Banyumas, Pekalongan, Kedu, dan Kediri, sedangkan PKI Tanah Minang ini memberontak pada 1 Januari 1927 di Minangkabau dan disebut Pemberontakan Silungkang dalam sejarah.
Pemberontakan PKI Tanah Minang dimulai pukul 00.01, saat tuan-tuan dan noni-noni Belanda mabuk-mabukan berdansa-dansi merayakan malam tahun baru 1927. Hari itu para pimpinan Partai Komunis Indonesia (PKI) sedang berunding di Silungkang, Minangkabau. Almanak bertanggal 20 Desember 1926 adalah saksi terjadinya rapat yang dihadiri lebih dari 30 orang sebagaimana diceritakan Abdul Muluk Nasution dalam buku Pemberontakan Sarekat Rakyat, untuk membuat keputusan terakhir apakah pemberontakan dilaksanakan atau tidak, mempertimbangkan penolakan Tan Malaka yang memandang belum siap. Abdul Muluk adalah anggota Sarekat Rakyat Silungkang, saksi sejarah.
Pemberontakan bersenjata menuntut kemerdekaan Indonesia digagas pertama kalinya oleh PKI saat Konferensi Prambanan 25 Desember 1925 di Candi Prambanan. PKI itu sendiri lahir dari rahim ormas Islam Sarekat Islam (SI). Sebelum melebur dengan Komunis Hindia Belanda pimpinan H.J.F.M Sneevliet dan berubah nama menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI), mereka menyebut dirinya Sarekat Islam Merah (SI Merah) dipimpin Semaoen, Alimin, dan Darsono, bermarkas di Semarang. Sementara itu sisanya (SI Putih) bermarkas di Yogyakarta dengan tokoh-tokoh utamanya H. Agus Salim, Abdul Muis, Suryopranoto, dan Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo. Bos besar SI HOS Tjokroaminoto pada mulanya menjadi penengah di antara kedua kubu tersebut, belakangan condong ke kanan (SI Putih) setelah caranya mengelola keuangan SI dikritik tajam oleh Darsono.
“Mengapa SI tidak punya uang sedangkan Tjokro kelimpahan? Rakyat harus dipimpin oleh seorang yang jujur dan unggul dengan keyakinan kuat, cita-cita luhur, dan kelakuan tanpa cela. Maka inilah saatnya melakukan pembersihan diri guna memperbaiki kesalahan-kesalahan kita,” sentil Darsono dalam tulisannya di surat kabar.
Substansi sentilan Darsono itu adalah terjadinya korupsi di tubuh Sarekat Islam oleh Tjokro. Begitu populernya sentilan Darsono tersebut hingga muncul istilah "mentjokro" yang artinya menyelewengkan (korup). Lebih jauh Darsono menyoal rangkap jabatan yang dilakukan HOS Tjokroaminoto, yaitu sebagai Ketua Umum merangkap Bendahara Sarekat Islam.
“Karena kas kosong, Tjokroaminoto meminjamkan uang 2.000 gulden untuk kas itu tapi dengan jaminan mobil yang sebenarnya dibeli oleh bendahara SI untuk dipakai oleh ketua SI. Baik bendahara maupun ketua SI itu adalah Tjokroaminoto sendiri. Ketua SI itu mampu pula membeli mobil seharga 3.000 gulden dan perhiasan untuk istrinya yang kedua. Demikian juga halnya dengan Brotosoehardjo, yang sering menggunakan uang kas SI untuk keperluan sendiri,” tulis Darsono di surat kabar.
Ruth T. McVey dalam "Kemunculan Komunisme Indonesia" berkata bahwa tuduhan Darsono itu sangat beralasan mengingat situasi kosongnya kas organisasi, akan tetapi pihak komunis di SI (Darsono cs) pun tidak suci dari penyimpangan keuangan itu.
.
.
Eko Armunanto
📌 https://padangkita.com/4-tokoh-pki-dari-ranah-minang-dalam-lembar-sejarah-sumatera-barat/
📌 https://www.jpnn.com/news/pemberontakan-malam-tahun-baru-1
📌 https://www.jpnn.com/news/pemberontakan-pertama-pki-menuntut-indonesia-merdeka
📌 https://tirto.id/orang-pki-menuding-tjokroaminoto-korupsi-ctPE.
📌 https://historia.id/politik/articles/ketika-tjokroaminoto-dituduh-korupsi-vg1Mn
📌 https://www.goodreads.com/book/show/7380050-kemunculan-komunisme-di-indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar