Patung Bung Karno karya Dolorosa Sinaga ini berdiri di Aljir, Aljazair dan akan diresmikan pada 15 Juli mendatang. Bung Karno punya sumbangsih besar terhadap gerakan kemerdekaan Aljazair dari penjajahan Prancis. Pada 1956, setahun setelah KAA di Bandung, Bung Karno memberikan bantuan kepada Front Pembebasan Nasional (National Liberation Front) Aljazair dalam bentuk rumah di Jl. Serang, Menteng, Jakarta Pusat. Rumah tersebut dijadikan kantor perwakilan NLF di Jakarta, sekaligus pusat koordinasi NLF untuk menggalang dukungan politik dari negeri-negeri di Asia. Kepala perwakilan NLF saat itu dijabat oleh Lakhdar Brahimi, kelak bertahun kemudian, setelah Aljazair merdeka, dia menjadi Sekjen Liga Arab dan jabatan terakhirnya adalah penasihat Sekjen PBB Ban Ki-Moon untuk urusan Suriah. Lakhdar bertugas di Jakarta mulai 1956 sampai 1961. Pada masa itu pula NLF banyak menyalurkan bantuan bagi gerakan pembebasan di Afrika lainnya, salah satunya memberi bantuan pelatihan militer buat pejuang-pejuang anti-apartheid Afrika Selatan, seperti Nelson Mandela. Mandela pernah mengikuti pelatihan militer di Aljazair sebelum akhirnya dia ditangkap dan dipenjarakan selama 27 tahun di Pulau Roben.
Nama Bung Karno diabadikan di beberapa tempat di negara-negara Afrika, antara lain di Kairo, Mesir dan di Rabat, Maroko untuk mengenang jasanya di dalam menyokong kemerdekaan negeri-negeri tersebut dari penjajahan bangsa Eropa. Patung karya Dolorosa ini tentu menambah lagi kebanggaan kita sebagai bangsa Indonesia pernah memiliki tokoh sehebat Sukarno. Buat saya pribadi, kebanggaan ini jadi dobel karena Ibu Dolorosa juga lah yang menciptakan patung Multatuli di Rangkasbitung.
Salam merdeka!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar