Saat disebutkan nama Samson, mungkin kita langsung terbayang cerita Samson dan Delilah atau malah Samson Betawi.
Samson juga dikenal dengan kekuatan ajaib yang mampu merobohkan bangunan sampai melunakkan besi. Itu menjadi mukjizat yang didapatnya dan tidak dimiliki manusia kebanyakan.
Sosoknya yang menginspirasi banyak cerita tentang orang yang sangat kuat, ternyata memang bukan sekadar fiktif belaka.
Dalam ajaran Islam, namanya disebut Sami’un dan terdapat dalam kitab Qishashul Anbiyaa. Beliau adalah Nabi Sami’un Ghozi AS yang diutus ke tengah-tengah umat penyembah berhala dan gila harta.
Suatu hari ia melakukan kesalahan dan memohon pada Allah SWT untuk dapat menebusnya dengan ibadah selama 1000 bulan.
Kisahnya diceritakan secara turun-temurun di jazirah Arab
Memang, ia merupakan nabi yang namanya tidak disebut di dalam Alquran. Ia juga tidak termasuk 25 nabi dan rasul. Sampai akhir hayat pun tidak ada umat yang ditakdirkan jadi pengikutnya.
Tapi kisahnya sebagai nabi di kalangan Bani Israi diceritakan secara turun-temurun di jazirah Arab. Namanya sudah melegenda jauh sebelum Nabi Muhammad SAW lahir.
Riwayat tentangnya ada di sejumlah literatur Islam, misalnya Qashashul Anbiya karya Ibnu Katsir kitab Tarikh karya Ibnu Khaldun, dan Muqasyafatul Qulub karya al Ghazali.
Diutus untuk umat yang menyembah berhala dan gila harta
Masyarakat Bani Israil tempat Nabi Sami’un menyiarkan ajaran dakwah banyak yang menjadi pemahat dan membuat bangunan-bangunan tinggi dengan pilarnya yang besar.
Mereka menyembah berhala, gila harta, dan menganggap Nabi Sami’un sebagai bahaya.
Keberadaannya dianggap sebagai ancaman, peperangan pun sering terjadi. Selain diberi mukjizat kekuatan, is juga memiliki senjata tajam dari tulang dagu unta.
Ia tidak terkalahkan, kecuali kalau diserang di bagian kelemahannya yaitu rambut. Ia hanya bisa menjadi lemah saat rambutnya sendiri diikat pada ibu jari kaki dan tangannya.
Dikhianati oleh istrinya sendiri hanya karena imbalan harta
Suatu hari Raja Bani Israil mengadakan sayembara untuk memusnahkan Nabi Sami’un. Sang raja memberi imbalan hadiah yang besar pada siapapun yang dapat melawan Nabi Sami’un.
Tergoda dengan imbalan harta, istri Nabi Sami’un mengikuti sayembara. Setelah merayu suaminya sedemikian rupa, maka ia mengetahui letak kelemahan suaminya.
“Jika kau ingin mendapatkanku dalam keadaan tak berdaya, maka ikatlah aku dengan potongan rambutku.” kata Nabi Sami’un pada istrinya.
Menjadi asal usul turunnya salah satu surat dalam kitab Alquran
Karena membocorkan kelemahannya yang seharusnya tetap dirahasiakan, ia akhirnya dapat dilemahkan.
Saat ia tertidur, rambut panjangnya diikatkan ke ibu jari dan dibawalah beliau ke hadapan raja. Sekali mencoba tidak berhasil, esoknya diulangi lagi.
Selang beberapa waktu, ia kehilangan kekuatan. Mendengar hal itu, Sang Raja langsung datang ke kediamannya untuk menyerang dan menyiksanya sampai mati.
Nabi Sam’un yang sedang terikat kemudian disiksa secara brutal. Dalam kondisi seperti itu, ia memanjatkan doa pada Allah SWT agar istana raja dan seisinya dihancurkan.
Doanya pun dikabulkan. Tidak hanya istana dan raja kafir yang hancur. Masyarakat dan istrinya sendiri juga ikut jadi korbannya,
Ia yang tersisa sendiri, bersumpah pada Allah SWT untuk menebus kesalahan dan dosanya dengan beribadah dan jihad 1000 bulan.
Kisahnya itu kemudian menjadi asal usul turunnya salah satu surat dalam kitab Alquran yaitu Al-Qadr.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar