Kamis, 19 Oktober 2023

SEJARAH ALLAH

 
Oleh: July Temon

Sejak kapan kata Allah ini digunakan? Dari mana asal-usul kata Allah ini berasal dan benarkah Allah itu merupakan sosok persona yg baru muncul semenjak lahirnya Islam?   

("Maaf jika terlalu panjang")   

PENGGUNAAN KATA ALLAH PADA MASA PRA-ISLAM   

Berdasarkan sumber sejarah yg ada, kata "Allah" ini sebenarnya sudah digunakan oleh orang Arab-Kristen sebelum kelahiran Islam. 
Fakta ini dibuktikan dengan adanya sebuah catatan gereja kuno, mengenai seorang Uskup bernama Abdullah dari Elosa. 
Karena pada saat itu bahasa yg umum digunakan oleh masyarakat bawahan Romawi adalah Yunani, maka nama Abdullah ini terhellenisasi menjadi "Abdellas".   

Kemudian, menurut catatan Jacob dari Edessa (640-708) dia menyaksikan adanya suku-suku Arab-Kristen dan ia mengetahui pula adanya terjemahan Alkitab berbahasa Arab, walaupun digunakan di lingkup yg sangat terbatas.   

PRASASTI ARAB-KRISTEN BERTULIISKAN ALLAH   

Supaya lebih meyakinkan, kita bisa menjumpai adanya temuan dari prasasti-prasasti Arab Pra-Islam, di mana pada prasasti tersebut terdapat inkripsi bertuliskan Allah atau Al-Ilah, di antaranya sebagai berikut; 

1). Prasasti Ummul Jimal II,  selain penemuan Ummul Jimal Pertama, terdapat prasasti Ummul Jimal Kedua yg bertarikh abad ke-6 M. Pada prasastsi yg kedua ini, aksara yg digunakan sudah hampir mirip dengan abjad Arab sekarang, menurut penemunya, inkripsi yg tertulis di prasasti itu berbunyi   "Allah mengasihi Ulaih bin Ubaidah, sekretaris al-Ubaid, pemimpin Bani Amr, pemimpin dari ........"   Penemuan ini memberikan indikasi bahwa perkembangan bahasa Arab berasal dari bahasa Aram.  

 2). Prasasti Zabad (512) Kemudian ada yg lebih menarik lagi, yakni Prasasti Zabad yg ditemukan di Syria dan bertarikh 512 M, dan tentunya lebih awal dari kelahiran Nabi Muhammad ﷺ, di mana beliau lahir pada 571 M. 
Pada prasasti ini tertulis dalam tiga bahasa, yakni Yunani, Aram dan Arab, hal ini dikarenakan pada saat itu, bahasa Yunani adalah bahasa lingua franca, dan bahasa Aram adalah bhs regional yg digunakan oleh orang Arab yg merayakan liturgi suci.   

Inkripsi itu bertuliskan Dengan nama al-Ilah: Sergius bin Manaf, dan Hani bin Mar al-Qays, Sergius bin Saad, Sur dan Shuraim.   Menariknya lagi adalah, terdapat kata "Bismi al-Ilah"  بسم الإله pada inkripsi tersebut.   

Dari penemuan prasasti ini membuktikan bahwa bahasa Arab sudah digunakan oleh orang Kristen sebelum lahirnya Islam.

PENDAPAT PARA ULAMA'   
Dari kalangan ulama sendiri, terdapat silang pendapat mengenai asal-usul kata Allah, ada ulama yg menyatakan bahwa Allah berasal dari bentuk kata lain, sedangkan ulama lain berpendapat bahwa Allah merupakan  nama persona dari Tuhan itu sendiri.   

Ulama-ulama seperti Syeikh Nawawi al-Bantani dan Imam al-Ghazali berpendapat bahwa Allah itu adalah nama diri, dimana nama itu tidak bisa dijamah, tidak bisa ditemukan bentuk dualnya. Tapi ada banyak sekali ulama-ulama klassik yg mengatakan bahwa nama Allah itu mempunyai asal-usul dari bentuk kata lain. Uniknya ulama² yg berpendapat ini justru berasal dari ulama yg menekankan pada aspek linguistik. Sebagai contoh ada tafsir al-Kasaf dari Imam Zamakhsari, lalu ada tafsir dari Imam Baidhowi, bahkan Ibnu Jarir al-Thabari malah mengatakan bahwa Allah itu berakar dari bentukan kata lain yakni الإله al-Ilah. "Al" itu kata sandang (seperti the) dan Ilah itu berarti sesembahan.   

PENDAPAT DARI ILMU BAHASA ARAB   
Nah, untuk urusan linguistik, kita bisa merujuk pada ahli tata bahasa Arab dan pendiri ilmu nahwu, yakni Ibnu Sibawaih;  

 *Imam Sibawaih berpendapat bahwa kata Allah berasal dari kata الإله "Al-Ilah" yg terbuang hamzahnya, mula² kata Ilah (sembahan) kemudian ditambahkan kata sandang Al (the) untuk menyatakan kekhususannya.   

*Kata Allah mulanya berasal dari kata Alaha الة yang artinya menyembah, atau الة yg artinya mengagumi.   

Dari sini jelaslah bahwa teori yg menyatakan kalau nama Allah berasal dr kata الإله Al-Ilah itu bukan pendapat dari orientalis, melainkan dari para ulama islam sendiri.  

 LALU BAGAIMANA CERITANYA "AL-ILAH" BERUBAH MENJADI "ALLAH" ?   
Perubahan ini merupakan suatu gejala bahasa yg umum dijumpai dalam tata bahasa, mirip seperti penggunaan beberapa kosakata dalam bahasa Melayu yg mengalami perubahan pada bahasa Indonesia, sebagai contoh; Kata "sahaja" menjadi "saja", "jikalau" menjadi "jika", "bahwasanya" menjadi "bahwa", "sahaya" menjadi "saya". Jadi singkatan² seperti itu ada dalam setiap bahasa.  

Demikian halnya dalam bahasa Arab, kata الاله "Al-Ilah" disingkat menjadi الله "Allah", kemudian ada contoh lain, seperti kata الاناس "Al-Unas" menjadi الناس "An-Nas".   

Menurut Imam Zamakhsari dalam "Tafsir al-Kasyaf" menyatakan bahwa "Kata Allah dibuang hamzahnya untuk menunjuk kepada satu²nya sesembahan yg benar dan tidak pernah diberikan kepada selain dia"   

BANTAHAN 
Namun, pendapat di atas mendapatkan bantahan keras dari beberapa kalangan ulama yg disebabkan atas pertimbangan, bahwa mana mungkin jika "Al" itu kata sandang, bisa diawali dengan bentuk vokatif/seruan (munadzah), sebagai contoh kata المدرس "al-Muddaris" (sang dosen) ketika diawali bentuk vokatif jadi يامدرس "Ya Mudarris", unsur "Al-nya" hilang, seharusnya kan jadi يا المدرس "Ya al-Mudarris", tapi kenyataanya tetap يا مدرس "Ya Mudarris". Maka dari sini dapat disimpulkan kalau "Allah" itu satu kata dari sebuah nama tunggal, oleh sebab itu nama "Allah" ketika ditambahkan bentuk vokatif jadi "Ya Allah", hal ini memberi petunjuk bahwa Allah itu merupakan nama persona, bukan kata benda khusus.   

Hal ini memang Benar, akan tetapi aturan tata bahasa Arab baru muncul setelah kata الله "Allah" itu menjadi varian lain dari الإله "Al-Ilah", karena sudah dianggap satu kata, maka akhirnya lazim menyebut يا الله"Ya Allah"   

Menurut Zamakhsari, bentuk kuno dari "Ya Allah" diberi huruf hamzah di atas huruf alif, (يا ألله )untuk menyesuaikan kaidah bahasa yg disusun pada zaman kemudian (sebelum ada pembakuan bahasa Arab).   Setelah dilazimkan dalam penulisan dan percakapan, maka kata hamzah di atas huruf alifnya lambat-laun dihilangkan.   

NAMA DALAM BAHASA ARAB   
Kemudian yg harus kita ketahui adalah, bahwa nama dalam bahasa Arab itu terdapat dua jenis, pertama nama persona (Ismu Shaksy), misalnya nama "Alex, Ahmad, Narto, Bambang", dan kedua nama jenis khusus (Ismu Jinsi), semisal "ada banyak buku (kutub), namun yg disebut buku yang ini (Al-Kitab). "Al-Kitab artinya "Al-Maktub", artinya yang ditulis. Maka "Al-Ilah" bermakna "Al-Malah" artinya yang disembah atau dikagumi.   

BUKTI KATA ALLAH BUKAN NAMA PERSONA   
Kita bisa mengambil contoh dari بيت الحكم "Bait al-Hakim" (dibaca Baytul hakim) > kata ال "Al" di sini menjadi lunak dan berubah menjadi "T-ul", atau بيت الرحمن"Bait al-Rahman" (dibaca Baytur-Rohman) > kata "Al"-nya juga ikutan melunak. Nah, kemudian kata بيت الله Bait Allah juga bisa melunak, sebab kata ال Al di situ merupakan kata sandang, ini adalah secuil bukti bahwa Allah itu bukan nama diri.   
Untuk meyakinkan Anda, kita bisa mengambil contoh lain seperti الحمد لله "Alhamdu Lillah" (segala pujian kepada/bagi Ilah), aksara له "lah" di sini bukan bagian dari kata الله Allah, tetapi fungsinya sebagai "harfa Jar", di mana kata ل "li" berarti bagi/kepada.   Lalu dobel ل "L" dalam kata اله llah bukan dobel ل lam tetapi satu lam yg disaddah, ال Al pada kata الله Allah bisa dihilangkan, karena fungsinya sebagai kata sandang tetap   Jadi jelas ya bahwa nama Allah itu bukan nama diri, apalagi hanya dibatasi sebagai Tuhannya orang Islam.   

PEMAKAIAN KATA ALLAH DALAM LITURGI KRISTEN ARAB  
Nah, ternyata penggunaan kata Allah dalam Alkitab berbahasa Arab itu justru lebih bervariatif, seperti penggunaan kata seruan yg tak lazim dakam tradisi Islam, seperti "ayyuhal Ilah" (wahai Allah).

Lalu ada kata seruan اللهم Allahumma (terjemahan harfiah dari אֱלֹהִים Elohim) dalam konteks do'a.   
Kadang² orang Kristen Arab memanggil "ya Ayyuhal Ilah", Qudussu Lillah, Qudussu Ya Allah". Ini bukti bahwa penggunaan kata Allah lebih variatif pada liturgi Arab-Kristen, ini menunjukan bahasa bahasa Arab Kristen dan bahasa Arab Islam itu mengarungi perkembangannya masing², hal ini bukan berarti orang Kristen-Arab menduplikat dari tradisi Islam.  

Sudah jelas ya, kalau kata الله Allah itu sebenarnya bukanlah nama dari sosok nama Tuhan, apalagi Tuhannya Islam, melainkan varian dari bentuk kata الاله "Al-Ilah".   

 Sumber: 
*Ytb, bambang Norsena.  
*Bambang, Norsena. 2005. "The History of Allah"  
*Benjamin, Hoksbergen, "Komponen Tertua: Paleolitik di Umm el-Jimal," Tahunan Departemen Kepurbakalaan Yordania 54.  
*Al-Zamakhsari. Al-Kashshaaf 'an Haqa'iq at-Tanzil. 
*Nasr al-Din, al-Baydowi. Anwar al-Tanzil wa-Asrar al-Ta'wil. *Sibawaih. Al-Kitab.  
*Philiph, K Hitti. 1970. The History of Arabs.

@everyone

Tidak ada komentar:

Posting Komentar