Pada tgl 29 Februari 2020, Jokowi menyampaikan harta kekayaannya dalam LHKPN, tercatat sebesar Rp 54,71 miliar atau tepatnya Rp 54.718.200.893. Kekayaan itu sebagian besar didapatnya dari usaha Meubel. Kalau dibandingkan harta Jokowi dg elite partai lain, itu secuil.
Bayangkan saja, HT Ketua Umum Perindo punya salah satu rumah di AS, yg bekas tempat tinggal Trumps. Harganya mencapai US$13,5 juta setara Rp 193,32 miliar dg asumsi kurs rupiah 14.320/US$. Surya Paloh punya jet pribadi senilai Rp. 340 miliar.
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo juga punya jet pribadi jenis Embraer Legacy 600 yg ditaksir senilai Rp. 375 miliar.
Itu hanya sebagian harta yg mereka punya. Kalau anda ke Sentosa tempat judi di Singapore, banyak pejabat dan elite partai serta pengusaha rente yg menghabiskan uang miliaran di meja judi. Itu biasa saja.
Memang dg harta sebesar Rp. 54,7 miliar itu menempatkan Jokowi sebagai middle class di Indonesia. Tetapi bukan middle class yg the have. Karena sebagian besar harta itu berupa property yg nilainya naik karena taksiran pasar. Bukan nilai sebenarnya. Jokowi tidak punya uang cash yg besar untuk dia dan keluarganya hidup hendonis.
Tentu tidak mungkin bisa disandingkan dg keluarga suami Syahrini menghadiahi Apartemen seharga Rp. 91 miliar.
Semua putra dan menantu Jokowi memilih wiraswasta yg tidak ada kaitan dg Jabatan Jokowi sebagai presiden. Jadi tidak mungkin mereka bisa mendapatkan harta dg mudah lewat bisnis rente.
Para elite partai dan konglomerat yg ada sekarang ini berkat akses kepada kekuasaan sebelum era Jokowi. Mereka menikmati bisnis rente karena punya akses atau koneksi kepada penguasa. Artinya kekuasaan bagi sebagian orang memang sumber uang. Tetapi tidak bagi Jokowi.
Teman saya pengusaha pernah berkata kepada saya “ Satu2nya alasan sampai sekarang tidak ada satupun orang bisa menjatuhkan moral Jokowi adalah karena dia tidak korupsi dan tidak memperkaya diri. Akibatnya soal issue lain yg bernada negatif terhadap Jokowi, itu menjadi sampah. Semakin Jokowi dihujat dg segala issue miring, semakin bersinar Jokowi.”
“ Mengapa ? "
“ Selagi dia setia dg istrinya, menjaga anak2nya tetap pada batas moral yg patut, dan tidak korup, dia tetap akan terhormat. Hujatan tidak akan membuat dia hancur. Karena dia hidup tidak berharap pujian dan juga tidak ada waktu memikirkan orang yg menghujatnya. Orientasinya bukan lagi harta dan tahta tapi Tuhan. Lebih romantis lagi, dia hidup untuk Tuhan, dan cukuplah Tuhan sebagai tempat berlindung dan kembali, ” kata teman saya.
“ Memang yg tersulit itu adalah orang kaya hidup sederhana. Dan lebih sulit lagi orang punya kekuasaan, dia tidak tergiur menggunakan kekuasaan itu untuk memperkaya diri. Itulah yg sulit ditiru dari Jokowi. Di tengah hujan dia tidak basah. Di tengah kemarau dia tidak kehausan. Dia punya harta dan punya kekuasaan, tetapi dia tetap sederhana. Kalau bukan karena kekuatan spiritual yg dia miliki, engga mungkin dia bisa setabah itu.“ Kata saya.
“ Dan sikap hidup sederhana itulah yg membuat semua kekuatan yg ada di sekitarnya, baik politisi, maupun ormas, kalah aura kalau ingin menekannya. Cukup dia diam saja, orang sudah keder duluan. Salah satu CEO perusahaan multinasional yg pernah dapat kesempatan selfi dg Jokowi di Beijing pada acara APEC sempat bilang “ Too humble. There is no leader like him” Terlalu sederhana. Tidak ada pemimpin ( di dunia ini ) yg seperti dia. Berkah Indonesia bukan hanya SDA tapi juga adalah dapat pemimin seperti Jokowi.” Kata teman saya.
“ Yaa... Menjadi pemimpin itu adalah pilihan terberat bagi setiap orang. Bahkan bagi ulama yg sholeh, hal yg paling ditakuti adalah kekuasaan. Karena tidak banyak orang bisa selamat karena kekuasaan. Dari kekuasaan itu orang punya akses terhadap segala sumber daya dan tentu tidak sulit menjadi kaya raya.
Jokowi melaksanakan tugas amanah dg egaliter. Tak terdengar dia sakit keras. Padahal beban kerjaan sangat berat dan resiko politik juga tidak kecil. Bayangkan saja, berkali dia didemo secara kolosal. Pada akhirnya dia juga yg menang.
Di tengah krisis dan pandemic, dia tanpa takut membuat keputusan PSBB dan mengeluarkan stimulus ratusan triliun. Kalau dia punya kepentingan pribadi, engga mungkin dia seberani itu. Namun sampai kini dia baik2 saja. Itu karena dia ikhlas. Dan tentu menjadi pribadi yg ikhlas itu tidak mudah."
#Babo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar