Propaganda anti-Komunis Ordebaru betul-betul telah merusak otak orang-orang Indonesia. Bagaimana tidak rusak jikalau membedakan antara Hoakiau (Cina Perantauan) dengan Pemerintah Republik Rakyat China atau RRC saja otak warga +62 tidak mampu. Seringnya Gebyah uyah seakan-akan China Daratan (RRC), China Taiwan & China2 Perantauan (yg banyak jadi konglomerat di dalam negeri kita ) adalah sama.
Kita seringkali dengar Narasi "Awas Negara Kita Indonesia di kuasai China Aseng" , emang kapan China atau RRC menguasai kita? mengeruk besar2an Sumberdaya Alam Indonesia?
Yang ada adalah para Hoakiau alias China Perantauan yang sudah lama tinggal di Negeri kita ini bahkan jauh sebelum Indonesia dan Pemerintahan Komunis RRC ada.
Era Orde lama keturunan Etnis China belum banyak yang jadi superkaya raya seperti Era Orba. Bahkan di era Soekarno sempat terjadi tragedi dimana dari akibat berlakunya PP 10 Tahun 1959 oleh Soekarno yang didesain untuk mengakhiri perdagangan eceran didaerah pedalaman yang dikuasai oleh orang-orang Tionghoa. Soekarno dalam peraturan ini berkeinginin luwes apakah perlu tindakan oleh para panglima Tentara AD setempat untuk memutuskan apakah pelarangan pemukiman orang-orang Tionghoa juga dianggap perlu guna kepentingan bersama. Tapi pada akhirnya terjadi tragedi pengusiran Etnis China untuk di kembalikan kenegara asalnya yakni RRC.
Ada beberapa literatur yang menyatakan jika pengusiran itu adalah akibat penyalah gunaan PP 10 Tahun 1959 yang sengaja di lakukan oleh sekelompok faksi Tentara AD untuk merusak Hubungan Presiden Soekarno dengan Republik China Komunis daratan (ini kita bahas lain kali saja).
Terus apakah setelah Presiden Soekarno merancang Poros Jakarta-Peking China terus menguasai SDA alam kita dengan mengeruknya habis2an seperti freeport ? Ternyata kemudian justru Soekarno Jatuh dan sentimen anti Komunis RRC merebak & boro-boro RRC ikut mengeruk SDA kita llha wong kemudian hubungan Diplomatiknya pun putus.
Justru di era Soeharto Kelompok etnis Hoakiau China mengalami kejayaan, di awali tahun 1966-67 ada "kompensasi" atas kejatuhan Soekarno yakni ada bantuan Gandum dari Amerika untuk membantu rakyat yang kelaparan akibat belum pilihnya Ekonomi Pasca G-30-S akan tetapi Gandum yang kualitas baik ternyata tidak di bagikan akan tetapi di ganti yang di bagikan adalah Bulgur yang sebetulnya untuk pakan ternak di bagikan untuk rakyat.
Terus di kemanakan "bantuan" Gandum itu?? Ternyata Gandum bantuan pangan Amerika berdasarkan Hukum Publik 480 itu untuk pengiriman pertama 2000 Ton di buang kelaut karena busuk akan tetapi bantuan selanjutnya kemudian di jalin kerjasama dengan Pemerintahan "China Singapura" membuat kerjasama patungan untuk membangun Gudang gandum di bawah PT Prima membangun Gudang di Jakarta, surabaya dan Ujungpandang. Terus langkah selanjutanya adalah Soeharto melalui Kroni Bisnisnya Liem siauw Liong membangun pabrik Tepung Gandum 19-Mei-1969 PT Bogasari flours mills di tanjung Priok Jakarta. Setelah itu Om Liem mendapat Monopoli Gandum dan Produk olahanya Mie Instans untuk seluruh Indonesia yang mana Gandum yang didatangkan dari Amerika itu mendapatkan Subsidi harga dari Negara setelah bantuan dari Amerika di hentikan.
Apakah Mr Liem Siauw Liong itu China dari Negara Komunis RRC oh tentu saja tidak Om Liem justru di besarkan Oleh Amerika. Kaitan bantuan Gandum "PL-480" ini yang membawa Liem siauw Liong dan kawan2 Konglomerat masuk ke Amerika -dan mulai melebarkan sayapnya di bisnis Perbankan.Pada Oktober 1982 mereka memperoleh Saham Mayoritas di Hibernia Bank di san Francisco yang khusus menangani Perdagangan "PL-480" dengan Bogasari yang mana kesepakatan itu senilai US$ 100 juta.
Lanjut yang lain-nya, apakah RRC yang mengeruk duit melalui penebangan Hutan besar-besaran di Indonesia? Alkisah ada Group Kalimanis sebuah jaringan Perusahaan2 Luar negeri yang mengkonsentrasikan diri pada hasil-hasil hutan (kayu lapis, bubur kertas) dan asuransi sektor perhutanan dan Minyak yang ini mempunyai perusahaan Inti PT Nusa Ampera Bhakti (PT NUSAMBA) yang pada 2 November 1982 didirikan bersama oleh Bob Hasan dengan Sigit Harjoyudnto (putra sulung Soeharto)dan didukung oleh 3 manajer Yayasan Amal Soeharto,Dakab ,Dharmais & Supersemar. Dan Yayasan2 itu secara kolektif menguasai 80% Saham-sahamnya. Sementara B0b Hasan & Sigit Harjoyudanto menguasai masing2 10% sahamnya.
Selanjutnya Bob Hasan membentuk perusahaan lagi di 30-Januari-1985 mendirikan PT Fendiwood Indah yang kepemilikan sahamya di pegang oleh PT Nusamba, Bob Hasan Pribadi dan yang terakhir Achmad Bakrie.
Dan Bob Hasan ini kemudian mengetuai Masyarakat Perhutanan Indonesia (MPI) yang kemudian mengekploitasi habis2an Hutan2 Indonesia yang kemudian banyak jadi Perkebunan sawit yang kepemillikanya di jual ke pengusaha2 Malaysia dan singapura dialih fungsikan lahan hutanya.
Apakah Bob Hasan (anak angkat Jenderal Gatot Subroto) itu aseng China daratan RRC?
Sebetulnya masih banyak nama2 lain misal Mochtar Riady & James riady yang pernah jadi penyumbang terbesar kampanye Presiden Bill Clinton , ada lagi Eka Tjipta wijaya pemegang bisnis Minyak goreng terbesar saat itu atau pengusaha Pemilik ASTRA yg sudah kolaps waktu itu semuanya adalah binaan Soeharto bukan China Komunis dari RRC yg sangat di musuhi oleh Tentara dan Rakyat Indonesia.
Jadi kalau ada yang teriak Antek China yang menguasai SDA Indonesia itu kejadian kapan? yang ada puluhan tahun hampir 50 tahun SDA dan uang Indonesia di kuasai oleh kelompok kecil Etnis China binaan soeharto dan CSIS (jaringan Pater beek).
Saat Debat pilpres kemaren Pak Prabowo menyatakan Negeri kita SDA-nya di kuasai 1% siapakah mereka? Jelas bukan RRC tapi "China2" binaan Soeharto, CSIS dan Amerika, Singapura ,Jepang dll.
Jadi buat mereka yang suka teriak anti China karena sudah kuasai SDA Indonesia itu China yang mana? China RRC, China Taiwan atau para Hoakiauw yg 1% itu (awas lho jangan salah sasaran Keturunan etnis China rakyat biasa yg bukan konglomerat yang jadi sasaran).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar