Senin, 29 Juni 2020

TOKOH AGAMA & KETULUSAN


Saya pernah sedang meeting di kantor teman, dia kedatangan tamu. Saya sempat terkejut. Karena tamu ini sangat terkenal dikalangan politisi. Kehebatannya karena dia punya akses kepada semua kekuatan politik Islam. Bukan hanya akses tetapi juga punya pengaruh besar dan dipercaya. Jadi kalau ada elite politik ingin membangun komunikasi politik dengan kekuatan islam, ya dia jadi brokernya. Kebanyakan berhasil dan komunikasi politik jadi cair. Yang tadi bersitegang, kalau sudah dia sentuh, menjadi tenang. Karena dia tokoh agama, tentu dia saya hormati. Tetapi lucunya justru dia sendiri yang hormat ke saya. 

“ Kamu tahu, tulisan kamu di blog pernah jadi pembahasan antara elite islam dan Partai. Sempat tegang diantara mereka. Dialah yang berusaha mendamaikan dan meminta semua pihak memahami konteks dan pesan yang hendak kamu sampaikan dalam tulisan. Tidak ada indikasi bahwa kamu mendiskriditkan islam dan membela kaum sekular. “ kata teman saya.

“ Kalau sudah ketemu langsung,  malah saya sekarang yang bingung. Ternyata teman anda ini orang bisnis. Bukan pengamat atau politisi” Kata tokoh itu melirik saya.

“ Ya saya kenal dia dari dulu, dia memang orang bisnis. Dan setiap kita ketemu jarang dia bicara soal politik apalagi soal agama. Makanya kita juga bingung kalau sempat dapat share tulisan dia di WAG. Share itu kita dapat bukan dari dia tetapi dari orang lain. Kita berdebat di WAG, lah dia sendiri engga mau komentar.” Kata teman saya. Saya hanya tersenyum.

" Sebetulnya perseteruan antara tokoh agama dan Elite politik yang tampak dipermukaan, itu bukanlah sesuatu yang mengkawatirkan. Itu sebagai tanda diantara mereka ada perbedaan pendapatan. Nah saay bisa dipercaya sebagai mediator, karena saya  paham bagaimana bicara dengan elite politik dan tokoh agama. Selalu pada akhirnya ada kompensasi berupa uang atau kasus. Selagai ada kompensasi maka hal yang memanas jadi adem. Namun memang perlu ada orang yang bisa berkomunikasi mewakili semua pihak dan bisa mempertemukan kepentingan dalam satu meja dan ukuran sempak yang sama." Katanya.

Jenghis Khan ketika ditanya oleh menterinya,” mengapa anda perintahkan membunuh semua tokoh agama yang selama ini jadi penasehat kerajaan yang kita taklukan. Bukankah mereka orang sholeh ?

“ Kalau mereka orang sholeh, tidak mungkin rajanya mudah saya kalahkan. Mereka adalah simbol dari kerakusan, dan kemunafikan. Karena akses mereka kepada elite raja bukan untuk memperbaiki, tetapi sengaja menciptakan ketidak stabilan, dan itu berkaitan dengan kepentingan pribadinya. Engga ada hubugannya dengan agama dan umat.” 

“ Tetapi mengapa ada tokoh agama anda maafkan dan anda jadikan penasehat?

“ Karena dia tidak menggunakan baju sutera. Dan kendaraannya bukan onta atau kuda tetapi keledai.” Kata Jenghis khan.
.
.
Babi EJB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar