Oleh: Ustadz Muafa.
Jawaban singkatnya adalah: Tidak benar.
Sikap Hizbut Tahrir terhadap penguasa itu kalau diungkapkan dengan bahasa sederhana ringkasnya begini,
“Buatlah rakyat benci penguasa, putuskan hubungan antara rakyat dengan penguasa, gunting tali kepercayaan rakyat dengan penguasa, korek-korek aib mereka, cari terus kelemahan mereka, tonjolkan terus ketidakbecusan mereka mengurus rakyat, sampai rakyat menggulingkan mereka dengan revolusi atau pihak militer melakukan kudeta dan menyerahkan kekuasaan kepada Hizbut Tahrir”
Itulah kalimat sederhana yang lebih jujur untuk menggambarkan bagaimana sikap Hizbut Tahrir kepada penguasa.
Jadi, mengatakan Hizbut Tahrir mendakwahi penguasa itu adalah omong kosong yang tidak ada realitanya, hanya sebentuk retorika, dan kalimat nina bobo untuk memberi citra positif terhadap propaganda Hizbut Tahrir.
Awam-awam Hizbut Tahrir mungkin terkejut, emosi dan tidak terima. Tapi cobalah sabarkan diri Anda, dan teruskan membaca catatan ini karena saya akan menerangkan argumentasinya.
Istilah dakwah, tentu konotasinya positif, simpatik dan indah. Dakwah itu sifatnya mengajak dan mengundang. Disampaikan dengan lemah lembut karena menginginkan kebaikan orang yang diajak.
Seperti orang yang ingin mengajak dan mengundang tetangganya makan. Tentu cara ngajaknya sopan kan? Misalnya memakai kalimat begini,
“Nuwun sewu pak Joko, kalau ada waktu monggo kami aturi datang ke rumah untuk makan-makan dalam rangka tasyakuran”
Tidak mungkin dinamakan mengundang dan ajak-ajak jika bahasanya begini,
“Joko-joko. Dasar tetangga tolol. Makan gratis dan enak itu ya di rumah saya. Ini lho aku punya acara makan tasyakuran. Emang kamu kacung siapa sih kok sombong amat?”
Oleh karena dakwah itu mengandung semangat rahmat (kasih sayang), maka Allah memerintahkan nabi Musa tetap bersikap lembut kepada Fir’aun dan berbicara dengan bahasa yang halus saat mengajak menuju Allah. Dalam Al-Qur’an Allah berfirman,
{اذْهَبَا إِلَى فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَى (43) فَقُولَا لَهُ قَوْلًا لَيِّنًا لَعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَى} [طه: 43، 44]
“Pergilah kamu berdua kepada Fir‘aun, karena dia benar-benar telah melampaui batas. Berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir‘aun) dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut.”
Sekarang bandingkan dengan Hizbut Tahrir saat membahas pemerintah.
Apakah Anda mendapati Hizbut Tahrir melaksanakan akhlak yang diajarkan dalam Al-Qur’an ini?
Tidak.
Semua orang bisa menyaksikannya.
Hizbut Tahrir di mana-mana selalu sinis dengan pemerintah. Sebaik apapun itu. Mau pemerintah abangan atau islami, mau Saudi Arabia yang jelas berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah atau seperti Indonesia yang berketuhanan yang maha esa, mau presiden tidak bisa baca Al-Qur’an sampai presiden hafal Al-Qur’an seperti almarhum Mursi, semuanya disikapi sama: Dimaki-maki, dihina-hina, dan disemburi dengan berbagai sumpah serapah. Kaum muslimin barang kali masih ingat bagaimana orang-orang Hizbut Tahrir menjuluki Mursi sang Hafizh Al-Qur’an dengan sebutan Fir’aun berjenggot. Kaum muslimin juga mungkin masih ingat bagaimana orang Hizbut Tahrir Indonesia menyebut menteri Saudi Arabia sebagai jongos.
Dari sisi ini saja sudah kelihatan bahwa Hizbut Tahrir sama sekali tidak bisa disebut berdakwah. Lebih jujur adalah mengatakan Hizbut Tahrir melakukan gerakan politik menggulingkan pemerintah dengan menunggangi agama Islam dan slogan-slogan syariah.
Biar lebih mantap lagi saya beri Anda satu tantangan.
Anda para aktivis Hizbut Tahrir yang nubi nan lugu, yang menyangka bahwa Hizbut Tahrir itu mendakwahi penguasa, coba tunjukkan kepada saya satu kalimat saja dari Hizbut Tahrir, yakni kalimat dan pernyataan resmi yang mengatakan begini kepada penguasa,
“Wahai tuan penguasa. Marilah kembali kepada Allah. Terapkan syariat Islam. Kami akan rela menaati Anda. Kami siap membaiat Anda menjadi khilafah. Tidak harus dari Hizbut Tahrir
Coba bongkar seluruh arsip leaflet propaganda resmi Hizbut Tahrir dan temukan satu saja kalimat yang nadanya demikian, agar kami orang-orang di luar Hizbut Tahrir tahu bahwa Hizbut Tahrir memang benar-benar berdakwah.
Jika Anda sampai menjelang mati tidak menemukan kalimat ini, maka ketahuilah bahwa Hizbut Tahrir memang tidak pernah mendakwahi penguasa. Tapi targetnya memang mendongkel penguasa dan berambisi menjadi penguasa pengganti. Tepatnya, Hizbut Tahrir ingin amir-nya-lah yang menjadi penguasa atas nama kekhilafahan Islam.
Pertanyaannya, mengapa sikap Hizbut Tahrir seperti ini terhadap penguasa?
Jawabannya adalah:
Karena itulah memang metode resmi mereka. Metode resmi itu ditetapkan dan memandu seluruh gerak mereka semenjak didirikan sampai hari ini.
Mereka menuliskan metode propaganda mereka dalam buku manifesto yang bernama Manhaj Hizb At-Tahrir fi At-Taghyir. Booklet ini bagaikan “kitab suci” bagi orang Hizbut Tahrir. Jadi, ia menjadi “pedoman hidup” untuk organisasi mereka yang dipakai untuk mengukur apakah Hizbut Tahrir masih berada di “jalan yang lurus” ataukah sudah “menyimpang dari jalan yang lurus”
Anda yang ingin mengetahui lebih detail bagaimana metode propaganda Hizbut Tahrir, silakan baca booklet itu hlm 36-45.
Terkait sikap terhadap penguasa, Hizbut Tahrir mewajibkan diri untuk melakukan muqoro’atul hukkam (مقارعة الحكام) yakni menghantam para penguasa. Cita rasa kata qoro’a dalam bahasa Arab itu mengandung makna mengetok, memukul, menghantam, mengalahkan, bahkan menusuk.
Jadi sejak awal semangat Hizbut Tahrir memang menghantam penguasa. Bukan mendakwahi penguasa.
Tidak cukup hanya itu, Hizbut Tahrir bahkan menerangkan lebih rinci spesifikasi aktifitas muqoro’atul hukkam itu.
Pertama: Yang diserang adalah penguasa di negeri-negeri Islam dan negeri-negeri Arab (fil biladil arobiyyah wal islamiyyah). Lihat hlm 44 buku manifesto Hizbut Tahrir yang saya sarankan tadi).
Jadi, pernyataan ini sudah jelas menunjukkan bahwa sejak awal Hizbut Tahrir itu memang mengambil posisi benci penguasa di negeri manapun, bahkan penguasa muslim manapun, sebaik apapun dia.
Mereka harus selalu melancarkan serangan muqoro’ah, sepintar apapun penguasa di negeri Islam dalam mengelola negara.
Di mata Hizbut Tahrir, semua penguasa pokoknya benar-benar harus nggak ada baik-baiknya di mata umat.
Seluruh penguasa yang tidak menuruti kemauan Hizbut Tahrir harus “diibliskan”, “disetankan”, dan didemonisasi sampai citra terbaik hanya Hizbut Tahrir dan sampai umat Islam menganggap yang putih hanya Hizbut Tahrir dan yang seperti malaikat hanya Hizbut Tahrir.
Kedua, pilihan bahasa yang dipilih Hizbut Tahrir untuk menyerang penguasa adalah kasyfuhum (lihat hlm 44).
Diksi yang dipilih Hizbut Tahrir ini saja sejak awal sudah menunjukkan Hizbut Tahrir memang sangat bernafsu mencari aib dan kekurangan pemerintah manapun untuk dijadikan bahan memaki-maki dan memuntahkan segala sumpah serapah.
Lafaz kasyafa dalam bahasa Arab cita rasanya adalah dipakai untuk menyingkap sesuatu yang biasanya tertutup. Menyingkap aurat disebut dengan kasyfu’ aurot karena ada makna membuka sesuatu yang ditutupi. Jadi Hizbut Tahrir secara resmi dalam kitab panduannya mengakui kegemarannya menyingkap aurat orang lain dengan tujuan menjelek-jelekkannya.
Ketiga, Hizbut Tahrir menegaskan bahwa sikap mereka kepada penguasa adalah mendongkel mereka dari kekuasaan, menggulingkan mereka dan merobohkan mereka. Jadi memang tidak ada satu hurufpun dalam kitab resmi Hizbut Tahrir yang berniat menjalin hubungan baik dengan penguasa, meramahi mereka, mengapresiasi mereka, kerjasama dengan mereka, dan mendakwahi mereka.
Secara lugas, tegas, dan tanpa tedeng aling-aling Hizbut Tahrir memasang diri sebagai kelompok yang akan selalu membenci pemerintahan manapun dan berusaha menggulingkan mereka. Perhatikan pilihan kata yang dipakai di kitab manifesto Hizbut Tahrir itu, “wal ‘amal ‘ala izaalati hukmihim” (-Hizbut Tahrir- bekerja untuk menggulingkan pemerintahan mereka-para penguasa di negeri-negeri muslim-)
Jadi, berdasarkan kitab resmi Hizbut Tahrir sendiri memang tidak ada sama sekali nuansa dakwah kepada penguasa. Apalagi tahapan-tahapan dakwah kepada penguasa, misalnya diseru dulu dengan baik, kalau menolak maka baru dikerasi dan seterusnya. Tidak. Tidak ada semua itu. Sejak awal Hizbut Tahrir memang membenci penguasa apapun dan meracuni pikiran umat untuk selalu membenci pemgausa, siapapun yang naik.
Pokoknya selama yang menjadi penguasa belum Hizbut Tahrir, maka selama itu pula seluruh penguasa akan “diibliskan”
Jadi, di manapun Hizbut Tahrir ada, maka mereka akan selalu bekerja mendongkel penguasa.
Ini menjadi salah satu penjelasan logis secara politik, mengapa Hizbut Tahrir dilarang di hampir semua negara.
Lihatlah bagaimana leaflet resmi Hizbut Tahrir Pakistan ini menyebut penguasa di negerinya sebagai penguasa penyogok, penguasa bayaran para penjajah, penguasa korup dan penguasa budak milik tuan-tuan dari negara asing.
أيها المسلمون في الباكستان وقواتنا المسلحة على وجه الخصوص!
كفى من هؤلاء الحكام الذين يقومون بدور المرتشين المستأجَرين للمستعمرين، مما يضعفنا ويقيدنا، في حين يمنحهم يداً طويلة علينا. وكفى من هذا النظام الذي يثري الحكام الفاسدين وأسياده من الأجانب
Sumber: https://www.hizb-ut-tahrir.org/index.php/AR/wshow/4368
Tak lupa mereka mengajak mendongkel penguasa,
لذلك يجب إلغاؤه وأن يحل محله نظام الحكم الإسلامي، الخلافة
Mereka juga menyerukan pihak militer supaya melakukan kudeta dan menyerahkan kekuasaan kepada Hizbut Tahrir,
كما وندعو القوات المسلحة إلى نصرة حزب التحرير حتى نحكم عمليا بما أنزل الله سبحانه وتعالى فوراً
Jadi, Hizbut Tahrir adalah Si Joker.
Itu perumpamaan yang sudah sangat tepat sebagaimana saya tulis pada catatan sebelumnya (cari catatan saya yang berjudul “Mengapa Anggota Hizbut Tahrir Indonesia Masih Mau Daftar Menjadi PNS?”)
SERUAN DAN NASIHAT
Agar terasa kebatilan metode propaganda Hizbut Tahrir ini, sekarang jawablah pertanyaanku wahai aktivis Hizbut Tahrir.
Adakah presiden Indonesia yang berkata kepada rakyat “Aku adalah Tuhan kalian yang tertinggi” seperti yang dikatakan Fir’aun?
Adakah presiden Indonesia yang menyembelihi bayi-bayi kalian?
Adakah presiden Indonesia yang memaksa kalian kerja rodi dan memperbudak kalian sebagaimana Fir'aun memperbudak Bani Israel untuk membangun piramida?
Saya buat perumpamaan ini bukan untuk memuja pemerintah manapun, karena tidak ada pemerintah yang bersih dan bebas dari kezaliman. Tapi saya mencoba mengajak Anda berfikir waras, adil dan obyektif.
Lalu, jika kalian memuntahkan sumpah serapah kepada penguasa dengan bahasa-bahasa yang menjijikkan itu, apa iya, kalian menganggap Fir’aun lebih baik dari pemerintah di negeri-negeri kaum muslimin saat ini?
Jika memang demikian sikap kalian, maka aku tidak ragu mengatakan bahwa kalian adalah kelompok menyimpang karena telah berani melawan ajaran dalam Al-Qur’an terkait cara mendakwahi penguasa. Jika ajaran itu bisa digolongkan qoth’i, maka status penyimpangan kalian lebih mengerikan lagi dan sangat mudah dilihat siapapun.
Mudah-mudahan catatan singkat ini bisa membuka mata dan menyingkap hakikat propaganda Hizbut Tahrir.
Wallahua'lam
hizb-ut-tahrir.org
حــزب التحريــر
Hizb ut Tahrir
هو حزب سياسي مبدؤه الإسلام. فالسياسة عمله، والإسلام مبدؤه، وهو يعمل بين الأمة ومعها لتتخذ…
هو حزب سياسي مبدؤه الإسلام. فالسياسة عمله، والإسلام مبدؤه، وهو يعمل بين الأمة ومعها لتتخذ الإسلام قضية لها، وليقودها لإعادة الخلافة والحكم بما أنزل الله إلى الوجود ...