"Kami Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang sebelumnya memberontak ingin berpisah dari NKRI, kini kami memutuskan kembali kepangkuan NKRI….."
"Setelah bertahun-tahun lamanya kekayaan alam kami dirampas, dikuras, dan diperas oleh Perusahaan-perusahaan tambang. Dampak tambang tersebut ekosistem alam kami jadi rusak sedemikian hebat. Otomatis kami protes dan memberontak, karena kami mencintai tanah warisan leluhur kami dimana jiwa kami telah menyatu dengan alam.
Rusaknya alam kami, berarti rusak jiwa raga kami.
Kami memberontak namun tidak berdaya melawan "senjata penguasa."
Kami hanya bisa melihat dari jauh, kami hanya bisa menangis menyaksikan Surga Kecil yang dianugrahkan Tuhan untuk kami jaga dan rawat, dirusak dan diperkosa oleh penguasa yang tamak.
Tanah yang telah turun-temurun kami diami, dikotori dan diporak-porandakan oleh tangan besi.
Penguasa menghunuskan senjatanya, membunuh saudara-saudara kami yang memberontak karena mempertahankan tanah warisan nenek moyang kami.
Entah kepada siapa lagi kami mengadu, tak ada yang peduli.
Melalui surat terbuka ini kami nyatakan, bahwa telah lama kami berDoa supaya lahir seorang Pemimpin yang mempedulikan kami, peduli terhadap tanah kami, nasib kami, penderitaan kami, dan masa depan kami. Kami percaya Tuhan tidak tidur…..
Ketika kekayaan alam kami diambil, tanah kami dirusak, apa yang kami dapat? Nothing…
Kami seperti "sapi perah" bagi penguasa. Susu kami diperas dan kami ditinggalkan.
Tidak ada kompensasi nyata dari Penguasa membangun tanah kami yang katanya juga “Indonesia”.
Semua janji-janji pembangunan, janji-janji kesejahtraan, hanyalah janji-janji kosong. Buktinya nihil.
Kami sadar kalau kami sudah diperdaya oleh Penguasa yang kami harapkan, yang kami jadikan tempat mengadu dan bernaung. Sehingga kami yang dianak tirikan inipun putus asa, lalu kami berinisiatif melakukan perlawanan terhadap Penguasa dengan apapun yang kami punya, dan apapun yang kami tahu. Walaupun dengan senjata seadanya, tapi kami punya kekompakan yang tidak bisa dibeli dengan uang.
Tekad kami hanya satu, "Papua harus pisah dari NKRI"! Kami menyebut diri kami Organisasi Papua Merdeka (OPM), sebagai kelompok pemberontak. Dan kamilah yang menulis surat terbuka ini supaya bisa sampai kepada Bapak Jokowi.
Tanah kami yang subur, yang berlimpah kekayaan alamnya, harus kami perjuangkan meskipun dengan menyabung nyawa.
Katanya “Indonesia” tapi kami tidak diperhatikan. Katanya "Indonesia" tapi kami dianak tirikan. Katanya "Indonesia" tapi tanah kami dijarah dan kami diabaikan.
Yang kami tahu Indonesia itu ada dipulau Jawa, bukan tanah Papua atau "Sabang sampai Meraoke seperti nyanyian Lagu Kebangsaan itu". Bukan…!
Buktinya dipulau Jawa saja yang lengkap fasilitasnya, lengkap pembangunannya, dan lengkap segala-galanya.
Harga BBM mencapai Rp120 ribu, kami tidak pernah Demo. Harga kebutuhan pokok tingginya selangit, kami tidak pernah Demo.
Kami tidak diajarkan untuk mengeluh dan menggerutu, kami ditempa menjadi pribadi yang tangguh untuk mampu manghadapi kerasnya kehidupan. Hingga kami terbiasa hidup dihutan, bangunan rumah hanya gubuk tanpa penerangan. Kami terbiasa hidup seadanya, kami terbisa hidup menderita, ya,, kami sudah terbiasa....
Kami tidak kenal bangunan rumah yang terbuat dari tembok semen, karena harga semen mencapai Rp 2 juta per shak. Tapi bukan berarti kami ingin terus menerus hidup seperti ini, kami juga ingin maju seperti yang lainnya. Kami juga ingin anak-anak kami kelak bisa merasakan kehidupan yang lebih layak dan lebih baik dari kehidupan kami yang sekarang. Itu Doa kami…..
Ternyata Tuhan jawab Doa kami.
"Doa kami supaya lahir seorang pemimpin yang peduli dan mengerti dengan penderitaan rakyatnya yang nyaris putus asa itu, terjawab didiri Bapak Jokowi..."
Kehadiran Bapak Jokowi merupakan jawaban Tuhan atas Doa kami.
Pemimpin yang jujur dan adil ialah Bapak Jokowi.
Berkat kehadiran Bapak Jokowi, tanah kami dihargai, alam kami diperhatikan, kesejahteraan kami diperjuangkan, segala keluh-kesah kami, pergumulan kami, harapan kami, dan Doa-doa kami, semuanya terjawab.
Bukti nyata pembangunan dan infrastructure, juga program-program lainnya yang memajukan Papua, menumbuhkan harapan masa depan dan kesejahteraan bagi kami dan anak-cucu kami.
Kami Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang sebelumnya memberontak ingin berpisah dari NKRI, kini kami memutuskan kembali kepangkuan NKRI…..
Bapak Jokowi adalah anugrah terbesar bagi kami masyarakat Papua.
Bapak sudah membangun tanah kami, dan kami akan membesarkan anak-anak kami dengan sehat. Kami akan memberitahukan kepada mereka (anak-anak kami) bahwa Papua juga bagian dari NKRI.
Dan yang lebih penting adalah, kami dengan bangga hati akan menceritakan kepada anak-cucu kami bahwa dulu ada seorang Presiden yang jujur, adil, dan berjasa besar bagi pembangunan ditanah Papua. Namanya Joko Widodo.
Sejarah ini akan menjadi legenda abadi dan tak terlupakan dibumi Cendrawasih……
Kami berjanji: Sepenuh hati, jiwa dan raga, mendukung Kepememimpinan Bapak Presiden Joko Widodo, untuk Indonesia lebih maju dan disegani oleh dunia internasional….
Terima kasih Bapak jokowi, kami anak-anak Papua menyatakan: Kau adalah “Bapak Papua"
GOD BLESS YOU Godfather Joko Widodo.
Salam Hormat.....
.
.
.
ILo Sanre
Tidak ada komentar:
Posting Komentar