Rabu, 15 Juli 2020

Kebijakan Jokowi Merugikan Bisnis Singapore.


Awalnya terjadi pertumbuhan pesat Singapore karena punya tetangga orang kaya, Indonesia. 

Di era Soeharto, orang kaya Indonesia adalah pedagang tanpa pendidikan cukup. Modal mereka cuma nekat dan punya akses ke Soeharto. 

Kalau mereka dapat kredit dari bank untuk bangun pabrik maka semua barang modal, mereka impor dari Singapore, termasuk bahan baku penolong, mereka impor dari Singapore. 

Singapore tidak punya industri mesin alat berat. Tidak punya industri bahan baku penolong. Setiap pesanan dari Indonesia, mereka pesan lagi ke China atau Taiwan, atau AS atau Eropa. 

Dari proses ini mereka dapat keuntungan. Bukan hanya untung sebagai perantara tetapi juga dapat untung dari ongkos kapal.

Bahkan SDA kita seperti minyak, hasil bumi diekspor ke Singapore.  

Singapore sebagai perantara perdagangan internasional Indonesai ke manca negara maka bursa minyak dan komoditi seperti bahan pangan, CPO menjadi ramai di Singapore. 

24 jam Bursa Singapore tak henti berdenyut ke jantung bursa internasional di London dan Boston, Hang Seng. 

Setiap perpindahan barang dan uang, Singapore dapat komisi. Karena itupula pelabuhan Singapore sebagai free trade port menjadi hidup. Maklum semua produk ekspor kita menjadikan Singapore sebagai Hub.  

Akibat semaraknya bursa perdagangan dan hub pelabuhan internasional, otomatis jasa keuangan juga semarak. 

Lembaga keuangan papan atas berkelas dunia hadir di Singapore. Mereka menawarkan beragam fasilitas trade financing demi kelancaran Singapore sebagai Hub perdagangan Asia. 

Jasa offshore banking pun hidup memberikan peluang orang kaya Indonesia bisa memindahkan uangnya di Jakarta ke Singapore lewat cross border financing facility atau cross settlement tanpa underlying. 

Praktis 90% uang orang kaya Indonesia mempunyai rekening offshore bebas pajak dan  punya fasilitas cross settlement.

Bukan hanya soal bisnis dan perdagangan, bahkan traffic udara juga dikelola oleh Singapore. 

Setiap pesawat melintasi perairan Indonesia dikontrol  oleh Singapore, dan lucunya untuk ini Indonesia harus bayar fee ke Singapore. 

Clearing BI untuk fostro dan nostro Indonesia ada di Singapore. Semua aplikasi IT untuk pemerintah dan swasta dikembangkan oleh Singapore. Singkatnya kita tinggal pakai dan bayar. Ya orang kaya memang begitu.

Cari uang di Indonesia namun menikmati sorga di Singapore, maka pusat perbelanjaan tumbuh pesat di Singapore, untuk memanjakan orang indonesia berbelanja apa saja. 

Pusat hiburan dengan escort  kelas premium dari mancanegara tersedia dan hotel mewah tumbuh untuk melayani orang kaya dari Indonesia. 

Rumah sakit berkembang pesat sebagai tempat orang kaya berobat dan para petinggi negara  general check up kesehatan ke Singapore. 

“ Mengapa Singapore terkena resesi ?", tanya teman saya. 

“ Itu terjadi by process. Bukan mendadak. “

“ Kapan mulai proses itu ?

“ Itu sejak era Jokowi berkuasa, secara lambat namun pasti posisi strategisnya sebagai makelar Indonesia berkurang drastis. 

Singapore sebagai hub perdagangan komoditi dan minyak kehilangan darah karena Petral dibubarkan oleh Jokowi. 

Perdagangan Ekspor CPO dipajaki sehingga tidak lagi efektif masuk bursa. Harus OTC ke buyer langsung. Akibatnya peran makelar tewas. 

“ Gimana dengan transhipment ekspor dan impor?" Kata teman. 

“ Pemerintah juga membuat aturan bahwa setiap komoditas pertanian eksport maupun impor harus menggunakan kapal berbendera Indonesia.”

“ Terus gimana kita bisa ekspor ? Apa pelabuhan kita cukup fasilitas untuk kapal lambung lebar ?"

“ Ya kamu engga lihat, Jokowi memperbesar pelabuhan Tanjung Priok sebagai International Hub. 

Setelah itu peraturan feeder vassel dihapus sehingga kapal berlambung lebar harus sandar di Pelabuhan internasional Indonesia. "

“ Akibatnya bisnis makelar kapal tewas juga", Kata teman. Saya mengangguk dengan tersenyum. 

"Terus gimana dengan Singapore sebagai pusat belanja orang Indonesia ? Kan sekarang sepi semua mall di Singapore “ Lanjutnya.

“ Pajak bea cukai atas barang bawaan semakin kecil nilainya namun tarifnya tinggi. 

Akibatnya orang belanja barang mewah di Singapore jadi takut. Lebih baik belanja di Indonesia.”

“ Gimana dengan peran Singapore tempat menyimpan uang orang kaya Indonesia?" tanya teman.

“ Sejak ada tax Amnesty, punya uang di Singapore dan Jakarta, engga ada bedanya. Sama saja. Karena kontrol pajak dan lalu lintasnya tetap diawasi pemerintah kita. “

“ Wah, tewas juga makelar bank“, kata teman. 

Saya mengangguk dan tersenyum. “Gimana dengan jasa rumah sakit Singapore?", tanya teman lagi.

“ Lah itu sudah lama tewas. Sejak rumah sakit internasional banyak dibangun di Indonesia. “ Kata saya.

“ Tetapi tetap saja Singapore sorga bagi orang kaya, terutama sejak ada pusat kasino. “, kata teman saya.

“ Benar awalnya bagus. Tetapi sejak perpindahan valas harus pakai underlying, orang jadi takut berjudi di Singapore. Karena harus lampirkan KTP dan passport.  

Apalagi karena itu pejabat atau politisi sangat takut mereka buang uang di kasino. Pasti ketahuan. Pengusaha jelas engga terlalu berani karena rekening diatas Rp. 3 miliar diawasi pemerintah. “

“ Ya tamat deh Singapore”, kata teman saya menyimpulkan. “Pantas saja mereka stuck sekarang. 

Apalagi Malaka sebagai hub Internasional sudah dibangun oleh China sebagai saingan Singapore. Tambah runyam masa depannya. Sementara apapun mereka impor termasuk PRT dan PSK. “ Lanjutnya. 

Saya hanya tersenyum.
.
.
.
✍️ EJB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar