Selasa, 17 Oktober 2023

Kontradiksi dalam al-Quran


Dzulqarnain
Dzulqarnain adalah figur legendaris dan ceritanya di kisah langsung oleh Allah SWT dalam Quran dari QS 18: 83-101.Yang menarik dalam kisah Dzulqarnain ini,  dia  berjalan dari tempat matahari terbit hingga ke tempat matahari terbenam.

Friman Allah SWT. QS 18: 83 dan 86

Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulqarnain. Katakanlah, “Akan kubacakan kepadamu kisahnya.” (QS. [18] Al-Kahf : 83)
Hingga ketika dia telah sampai di tempat matahari terbenam, dia melihatnya (matahari) terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan di sana ditemukannya suatu kaum (tidak beragama). Kami Berfirman, “Wahai Dzulqarnain!" " Engkau boleh menghukum atau berbuat kebaikan (mengajak beriman) kepada mereka.” (QS. [18] Al-Kahf : 86)

Gambaran matahari yang terbenam  di dalam air yang berlumpur atau air yang panas sebenarnya merupakan konsep geografi kuno yang sudah ada sejak zaman Babilonia. Pada zaman itu orang-orang Babilonia percaya  bumi berbentuk lingkaran dan Mesopotamia adalah sebagai pusatnya. Di bagian utara terdapat gunung yang  tinggi, bagian barat merupakan tempat tinggal bangsa Chaldea, selatan kota Susa, dan timur merupakan wilayah Assyria. Mereka percaya bumi ini  dikelilingi oleh  lautan sebagai pembatas dengan dunia lain. Di laut yang melingkar inilah matahari terbit dan tenggelam setiap harinya.

Ini juga sama, kalau Kita  melihat geografi kuno yang terdapat pada sebuat tablet yang ditemukan oleh Hormuzd Rassam tahun 1882 di Sippar, Iraq.
Model geografi yang berbentuk lingkaran dengan laut yang mengelilingi  bumi juga diadopsi oleh bangsa Yunani kuno. Kita bisa melihatnya dalam peta Hecataeus yang dibuat pada abad ke-5 SM, dimana Yunani berada di tengah-tengah bumi dengan Eropa di utara, Afrika di selatan, dan Asia di Timur. Di sekeliling bumi ini terdapat lautan yang memisahkan dengan dunia lain.

Hal serupa juga bisa kita temukan pada peta T dan O yang dibuat oleh Isidore dari Seville dalam De Natura Rerum. Peta bumi Isidore ini mengadopsi konsep peta bumi kuno dengan memasukkan pembagian geografis keturunan Nuh, dimana bumi bagian timur dihuni oleh bangsa Asia keturunan Shem, barat laut terdapat Eropa yang dihuni keturunan Japeth, sedang barat daya terdapat Afrika yang dihuni keturunan Ham. Wilayah tempat tinggal manusia ini dikelilingi oleh lautan yang merupakan pembatas dengan dunia lain.

Pada zaman dahulu, matahari dipercaya  terbit dan terbenam dari dan ke dalam laut yang mengelilingi bumi ini. Karena matahari sangat panas, maka dalam pikiran orang dahulu, air tempat matahari terbit  dan terbenam  juga akan panas dan berlumpur hitam karena sering dipakai keluar masuk matahari setiap hari.

Cerita tentang matahari tenggelam dalam lumpur yang busuk (fetid sea)  dan kisah legenda  Alexander the Great   menjadi legenda dalam tradisi Nasrani kuno. Kemudian  cerita lagenda ini  diadopsi oleh Allah SWT dan menceritakannya dalam Quran QS 18:83-101. Ceritanya sedikit dimodifikasi  dengan menambah cerita Yajuj dan Majuj,  dan Alexander the great menjadi muallaf dan namanya diganti menjadi Dzulqarnain (bertanduk dua).

Kisah Lagenda Zulkarnain atau The Alexender the Great versi Kristen Ortodok Syiriac terangkum dalam buku "The History of Alexander the Great Being the Syriac Version of the Pseudo-Callisthenes, 1889, Cambridge: The University Press."


Tidak ada komentar:

Posting Komentar