Jumat, 27 November 2020

Nikita Mirzani ke Ustaz Homo: Nggak Usah Ceramah Kalau Suka Disodomi

 Nikita Mirzani ke Ustaz Homo: Nggak Usah Ceramah Kalau Suka Disodomi



SuaraBanten.id - Artis Nikita Mirzani menyebut ada
ustaz homo penyuka sesama jenis yang suka melakukan sodomi. Pernyataan kontroversi ini dikatakan Nikita Mirzani di akun Instagramnya.

Namun tidak jelas sosok ustaz homo tersebut. Hanya saja Nikita Mirzani menyatakan ustaz homo itu akan dijebloskannya ke penjara.

Nikita Mirzani membiarkan menerka-nerka soal sosok yang bakal masuk bui.

Bintang film Comic 8 ini meyakinkan kabar tersebut bakal disiarkan televisi. Otomatis, hal ini tentunya siap menarik perhatian masyarakat.

"Attention, ada yang mau ditangkap wow. Siapa ya kira-kira? Ntar juga pada tahu, kan disiarin di televisi," tulis Nikita Mirzani di Insta Story, Jumat (27/11/2020).

Lewat unggahan lain, Nikita Mirzani membagikan informasi soal sosok ustaz yang bakal dilaporkannya.

Nikita Mirzani ke Ustaz Homo: Nggak Usah Ceramah Kalau Suka Disodomi

"Si ustaz kaleng-kaleng suneo it**-it**an bang*** udah siap gue laporin ya," tutur ibu tiga anak ini.

Ia juga menyebut lelaki yang dipanggil ustaz itu sebagai homo alias penyuka sesama jenis.

"Pantes aja mulut lu lemes, ntar kalo udah ketangkep pasti nangis," terang Nikita Mirzani.

Nikita Mirzani menegaskan tak perlu orang tersebut memamerkan kemampuan ceramahnya. Sebab apa yang dikatakan justru bertolak belakang dengan perbuatan.

"Nggak usah ceramah kalo bo** lo masih suka disodomi," ucap mantan kekasih Samuel Rizal ini.

"Berkedok sebagai penceramah lalu ngomongin soal agama. Beuh nggak taunya homo," imbuhnya.

Nantinya jika sang ustaz telah masuk penjara, Nikita Mirzani pun bakal menemuinya dan buat perhitungan.

Nikita Mirzani ke Ustaz Homo: Nggak Usah Ceramah Kalau Suka Disodomi

"Ntar kalo lo masuk bui gue mau tendang mulut sama kepala lo. Kwkwkwkw, mamp***," tuturnya.

Hingga kini belum diketahui siapa sosok yang dimaksud Nikita Mirzani. Namun belakangan, artis 34 tahun itu sempat berseteru dengan Ustaz Maaher At-Thuwailibi.

Perseteruan Nikita Mirzani dan Ustaz Maaher berawal dari komentar sang artis terhadap kepulangan Habib Rizieq.

Bintang film Comic 8 ini menyebut habib dengan panggilan tukang obat. Ustaz Maaher menganggap hal itu sebagai penghinaan terhadap Habib Rizieq.

Ia pun memperingatkan Nikita Mirzani segera minta maaf dengan bahasa yang cukup kasar.

"Kepadamu hei, bab* betina, lonte oplosan penjual selangkangan, saya imbau! Jika tak minta maaf 1x24 jam dan klarifikasi secara terbuka, saya bersama 800 laskar pembela ulama akan mengepung rumah kau!" ucapnya pada video yang viral Kamis (12/11/2020).

Namun apa yang dikatakannya itu pun tak terbukti. Sebab sejak Jumat pagi hingga malam, tak tampak kedatangan Ustaz Maaher di rumah Nikita Mirzani.



https://banten.suara.com/read/2020/1...odomi?page=all

Diborgol, Ini Sosok Ketua FPI di Sumut Pengunggah Foto Hoax Mega Gendong Jokowi

 Diborgol, Ini Sosok Ketua FPI di Sumut Pengunggah Foto Hoax Mega Gendong Jokowi

Datuk Haris Molana - detikNews
Jumat, 27 Nov 2020 10:55 WIB

Diborgol, Ini Sosok Ketua FPI di Sumut Pengunggah Foto Hoax Mega Gendong Jokowi  Welly saat di kantor polisi (Foto: dok. Istimewa)
Medan -
Polisi telah menahan Ketua FPI Kecamatan Galang, Sumatera Utara, Welly, karena diduga mengunggah foto hoax bergambar Megawati Soekarnoputri menggendong Presiden Joko Widodo (Jokowi). Begini penampakan Welly saat berada di kantor polisi.
Dilihat dari foto yang diterima detikcom, Jumat (27/11/2020), Welly terlihat menggunakan kemeja biru dan peci putih. Tampak kedua tangan Welly diborgol.

Welly ditangkap di rumahnya di Galang, Deli Serdang, Sumatera Utara. Setelah dilakukan pemeriksaan, Welly ditetapkan sebagai tersangka dugaan ujaran kebencian.


"Terhadap tersangka dikenakan Pasal 45 ayat (3) juncto Pasal 27 ayat (3) UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE atau Pasal 310 KUHP juncto Pasal 316 KUHP atau Pasal 207 KUHP," ucap Kasubbid Penmas Polda Sumut AKBP MP Nainggolan.

Diborgol, Ini Sosok Ketua FPI di Sumut Pengunggah Foto Hoax Mega Gendong Jokowi Welly tersangka pengunggah foto Megawati mengggendong Jokowi (Foto: dok. Istimewa)


Polisi juga menyita sejumlah barang bukti, antara lain tiga unit ponsel dan satu borgol.
"Pelaku ditangkap saat berada di kediamannya. Dia terbukti mem-posting foto Megawati gendong Presiden Joko Widodo dengan menggunakan handphone," ucap Nainggolan.

Welly diduga sengaja mengunggah foto hoax bergambar Megawati menggendong Jokowi di Facebook karena tak senang terhadap kepemimpinan Jokowi. Welly saat ini ditahan dan masih diperiksa di Polda Sumut.
"Mungkin dia merasa tidak senang dengan kepemimpinannya," kata Nainggolan.
Polisi menyita barang bukti dalam kasus ini, yakni 3 unit HP, KTP, dan 1 buah borgol.


https://news.detik.com/berita/d-5271...m=news_mostpop

FPI Klaim Rizieq Shihab Sudah Swab Test, MER-C: Kami Tidak Melayani Swab

 FPI Klaim Rizieq Shihab Sudah Swab Test, MER-C: Kami Tidak Melayani Swab



Wakil Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Aziz Yanuar menyebut pimpinan FPI Rizieq Shihab sudah menjalani tes swab atau tes usap. Hasilnya, Rizieq negatif Covid-19. "Tadi hasil swabnya baru keluar. Hasilnya negatif," kata Aziz, Senin (23/11/2020).

Aziz menyebut tim medis dari Hilmi dan MER-C yang melakukan swab test ke Rizieq dan keluarga. Hilmi adalah organisasi sayap FPI yang biasa bergerak dalam bencana alam, bantuan medis, dan tragedi kemanusiaan. Sementara MER-C atau Medical Emergency Rescue Committee adalah organisasi sosial kemanusiaan yang bergerak dalam bidang kegawatdaruratan medis.

Berbeda dengan Hilmi, Organisasi ini tak tidak terafiliasi dengan FPI. MER-C dibentuk oleh sekumpulan mahasiswa Universitas Indonesia yang berinisiatif melakukan tindakan medis untuk membantu korban konflik di Maluku, Indonesia Timur pada Agustus 1999.

Setelah konflik Maluku mereda, organisasi ini terus melanjutkan kiprah dengan membantu memberikan pelayanan medis untuk korban perang, kekerasan akibat konflik, kerusuhan, kejadian luar biasa, dan bencana alam di dalam maupun di luar negeri.

Kompas.com pun mencoba menelpon kantor MER-C yang beralamat di Jalan Kramat Lontar No. J-157. Senen. Jakarta Pusat, pada Selasa (24/11/2020). Kompas.com menanyakan apakah MER-C melayani swab test Covid-19. Resepsionis di ujung telpon pun menjawab bahwa MER-C tak melayani layanan swab test.

"Kita enggak ada (swab test) Pak," kata resepsionis itu. Kompas.com juga mencoba mengonfirmasi hal ini kepada Anggota Presidium MER-C Arief Rahman, namun belum mendapatkan jawaban. Namun, Aziz Yanuar tak mau berkomentar lebih jauh saat ditanya soal MER-C yang tak melayani swab test. "Itu ranah medis saya enggak bisa komentar soal itu," katanya.

https://megapolitan.kompas.com/read/...m-fpi?page=all

Kamis, 26 November 2020

NIKMAT UMAT ISLAM DI INDONESIA


Mengapa pemerintah membenci umat islam. Mengapa ada kriminalisasi ulama. Seorang habaib dipermalukan sampai photonya diinjak injak. Balihonya diturunkan.” Demikian kata nitizen kepada saya. Saya tak hendak menjawab terlalu keras. Suasana hatinya telah terkontaminasi oleh provokasi. Apapun bisa saja jadi negatif. Itu perlu waktu untuk mengubahnya dan menyadarkan diri bahwa umat islam terlalu lama hidup dalam paranoid sehingga lupa bersukur.

Tahukah kamu, hanya di Indonesia profesi ulama dan pendakwah atau ustad bisa membuat orang sekaya selebritis. Ia bebas tampil di majelis, di TV dan di masjid. Dia bisa tampil seperti seorang pujangga yang berbicara penuh hikmah. Diapun bisa bicara seperti stand up comedy yang mengundang gelak tawa orang ramai. Dia bisa tampil seperti tukan obat yang setelah bicara suruh orang membeli ticket ke sorga lewat derma melalui dirinya. Dia bisa road show ke seluruh kota di Indonesia dan mendapatkan sambutan seperti artis. Kadang diapun dielukan sebagai calon pemimpin dengan dakwah memprovokasi.

Tahukah kamu, di Timur Tengah, Mesir , Malaysia, Turki, Brunei, siapapun tidak bisa disebut ulama dan tampil di mimbar tanpa ada sertifikasi dari pemerintah. Siapapun bicara di masjid, atau di majelis tanpa ada sertifikasi dari pemerintah dianggap sebagai kriminal. Aparat boleh menurunkannya dari mimbar secara paksa. Kalaupun sudah ada sertifikasi namun terbukti ceramahnya menyampaikan kebencian kepada pemerintah, itu bisa diturunkan secara paksa dari mimbar, dan berujung kepada penjara.

Apakah ada yang protes dari umatnya bahwa pemerintah mengkriminalkan ulama? tidak, Apakah ada protes dari pegiat HAM bahwa itu membelenggu kebebasan berbicara ? tidak. Mengapa ? semua orang waras sadar bahwa negara butuh ketentraman. Yang bisa menjamin ketentraman itu adalah hukum dan UU. Kalau ada orang mengatas namakan Tuhan boleh bicara apa saja dan menciptakan situasi tidak aman, dan dibiarkan. Maka itu artinya negara tidak hadir di tengah masyarakat. Negara tidak hadir untuk keadilan. Lambat namun pasti negara itu akan jadi negara gagal. Bukannya kedamaian yang akan didapat malah kehancuran.

Lantas bagaimana kamu bisa simpulkan pemerintah Indonesia mengkriminalkan Ulama? bahkan, seorang yang sudah terbukti otak di balik aksi teroris dapat dengan tersenyum penuh kemenangan menolak Grasi presiden. itu hanya ada di Indonesia. Semua orang bebas jadi ustad. Tak penting dia paham atau tidak agama. Karena tidak ada sertifikasi dari pemeritah. Kalaupun ada yang tersangkut pidana, itu bukan karena kejahatan melawan negara. Tetapi karena delik aduan. Hak publik yang harus dilindungi atas perbuatan yang tidak menyenangkan dari orang yang mengaku ustad atau ulama.

Mengapa masih juga dibilang pemerintah anti umat islam? mengapa?Seorang Gubernur dipanggil Polisi datang. Tetapi seorang habaib menolak datang. Bahkan anak dan mantunya bisa dengan mudah mengabaikan panggilan polisi. Dan itu tetap dimaklumi. Tapi masih juga dibilang pemerintah anti islam. Mungkin benar kata orang bijak. Nikmat mana lagi yang kamu dustakan atas kebijakan pemerintah terhadap umat islam. Entahlah.

Rabu, 25 November 2020

Hindari Ditilang Polisi, Emak-Amak Ini Teriak Takbir Sambil Acungkan Tangan

 Hindari Ditilang Polisi, Emak-Amak Ini Teriak Takbir Sambil Acungkan Tangan

Cara emak-emak hindari tilang ini sungguh anti mainstream. Beredar di dunia maya video seorang emak-emak yang dihentikan petugas kepolisian. Mengendarai sepeda motor tanpa mengenakan helm, emak-emak bercadar ini dihentikan polisi. Sambil mengacungkan tangan dan mengucap takbir, wanita ini berhasil kabur dari tilangan petugas kepolisian.

Dalam video yang diunggah akun Instagram @nenk_update, terlihat seorang wanita dengan kerudung merah muda yang tengah duduk di atas motornya. Ia tengah berhenti di pinggir jalan. Di samping wanita itu, berdiri seorang petugas kepolisian yang mengenakan seragam lengkap menggendong tangan di belakang.

Ibu-ibu ini berteriak dan mengacungkan tangannya lalu mengenggam dan menariknya ke bawah sambil berteriak kalimat takbir. Sementara, polisi yang diduga menghentikan wanita ini hanya diam sambil menyimpan tangan di belakang. Polisi ini juga mengangguk-angguk melihat tingkah wanita yang melanggar peraturan lalu lintas tersebut.

Selesai dengan aksinya, wanita ini kemudian menyalakan kendaraannya dan menarik gas dengan kecepatan cukup tinggi.

Terdengar suara lengkingan klakson dari pengendara lainnya yang diduga terkejut dengan kehadiran wanita tak berhelm yang langsung melaju di tengah jalan dengan kecepatan cukup tinggi itu.
"Begini cara menghindari tilang ala emak emak," tulis akun @nenk_update dalam keterangannya.
Sejak diunggah pada Rabu (25/11/2020), video itu sudah ditayangkan lebih dari 73 ribu kali.

Ada ratusan komentar yang ditinggalkan pengguna Instagram dalam unggahan tersebut.
Mereka ikut heran dengan tingkah emak-emak yang menghindari sanksi tilang dari polisi dengan mengacungkan tangan dan meneriakkan kalimat takbir.


"Jadi intinya kalau mau ditilang takbir supaya gak ditilang, apa gimana?," tulis akun @kevin.2.1.
"Ibunya siapa itu, tolong diedukasi," komentar akun @dessylly.

"Mungkin nanti dia pas dihisab sama Allah, bakal begitu juga terus lari ngebut menghindari siksaan-Nya kemudian langsung jadi bahan bakar paling dasar," tanggapan akun @afm_1223.
Sementara akun @fanny_fidelia mengatakan, "Ibunya kenapa sih? Kan ini masih di dunia, polisi nilang karena perhatian sama dia sayang kalau dia kecelakaan kan. Kenapa jadi mengumpat orang sih? Kalau salah ya akui salah dong. Kok lucu ya."



https://jogja.suara.com/read/2020/11/25/191205/hindari-ditilang-polisi-emak-amak-ini-teriak-takbir-sambil-acungkan-tangan?page=1

https://www.youtube.com/watch?v=mbAgjtIIUso

Arab Saudi yang Tekan Pakistan untuk Akui Negara Israel

 Perdana Menteri (PM) Pakistan Imran Khan menjadi berita utama minggu lalu ketika dia mengungkapkan bahwa Islamabad telah di bawah tekanan dari beberapa negara sahabat untuk mengakui negara Israel.


Meskipun dia berhenti menyebutkan nama negara-negara tersebut ketika berulang kali ditanya apakah para penekan merupakan negara Muslim atau non-Muslim, banyak yang percaya Imran Khan merujuk ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA).

"Tinggalkan (pertanyaan) ini. Ada hal-hal yang tidak bisa kami katakan. Kami memiliki hubungan baik dengan mereka," kata Khan kepada wartawan.


UEA dan Bahrain baru-baru ini menjalin hubungan diplomatik dan ekonomi dengan Israel. Beberapa negara Teluk lainnya, termasuk Arab Saudi, juga mempertimbangkan opsi untuk menormalkan hubungan.

"Mari kita berdiri di atas kaki kita sendiri dalam hal ekonomi, kemudian Anda dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini," lanjut Khan, merujuk pada ketergantungan ekonomi Islamabad yang telah berlangsung lama pada negara-negara Teluk yang kaya minyak.


Beberapa media lokal dan internasional menganggap Khan mengisyaratkan Amerika Serikat (AS), sekutu lama Pakistan dalam apa yang disebut perang melawan terorisme. Namun anggapan itu ditepis Islamabad.


Kementerian Luar Negeri Pakistan mengklafirikasi dengan menyebut PM Khan salah mengutip karena tidak ada tekanan seperti itu pada Islamabad untuk mengakui negara Israel



Khan dengan jelas mengartikulasikan posisi Pakistan bahwa kecuali penyelesaian yang adil atas masalah Palestina—yang memuaskan bagi warga Palestina—ditemukan, Pakistan tidak dapat mengakui negara Israel. Terlepas dari klarifikasi Kementerian Luar Negeri Pakistan, pernyataan Khan memicu analis untuk menduga peran Arab Saudi di balik tekanan itu.

Meskipun Arab Saudi belum mengakui negara Israel, diyakini secara luas bahwa UEA dan Bahrain tidak dapat melewati "garis merah" tanpa persetujuan Riyadh.


Mohammad Ali Siddiqi, seorang analis yang berbasis di Karachi yang sering menulis tentang Timur Tengah, tidak mengabaikan kemungkinan bahwa Riyadh menekan Islamabad untuk menormalisasi hubungan dengan Tel Aviv.



"Adapun tekanan Saudi, ya, itu tidak bisa dikesampingkan," kata Siddiqi kepada Anadolu Agency, Selasa (24/11/2020). Dia mengatakan jika Pakistan mengakui negara Yahudi tersebut, pujian akan diberikan ke Riyadh.



"MBS bisa sangat menghitung," katanya, mengacu pada Putra Mahkota Saudi Mohammad bin Salman (MBS). "Jika seseorang percaya apa yang dikatakan (Presiden Turki) Recep Tayyip Erdogan, MBS mengancam akan mengusir semua pekerja Pakistan di kerajaan jika Imran Khan menghadiri KTT Kuala Lumpur Desember lalu."



Pakistan menolak menghadiri KTT Kuala Lumpur pada jam kesebelas yang dilaporkan karena tekanan dari Arab Saudi, yang melihat forum itu sebagai alternatif dari Organisasi Kerjasama Islam (OKI).



Menurut Siddiqi, pejabat Pakistan, bahkan mantan pejabat, bagaimanapun, tidak akan mengonfirmasi atau menyangkal jika ada tekanan pada Pakistan untuk mengakui negara Israel.



Letnan Jenderal (purnawirawan) Talat Masood, seorang analis keamanan yang berbasis di Islamabad, mengatakan Riyadh tidak membujuk Pakistan untuk mengakui Israel.



“Negara-negara Arab sedang menormalisasi hubungan mereka dengan Israel di bawah pendekatan sempit yang murni didasarkan pada keuntungan politik dan ekonomi dengan mengorbankan nilai. Mereka tidak lagi peduli dengan perjuangan Palestina," katanya kepada Anadolu Agency.



“Mungkin ada sedikit peran Saudi untuk merayu Pakistan dalam hal ini, tetapi pada umumnya, saya rasa tidak ada tekanan,” kata Masood, yang bertugas di tentara Pakistan hingga 1990.


Mantan duta besar Pakistan untuk Arab Saudi Shahid Amin memiliki pendapat serupa. "Mengapa Arab Saudi melakukan itu...setelah klarifikasi Kementerian Luar Negeri, itu harus dibersihkan. Pakistan tidak cocok dengan gambaran ini," katanya.



Amin, bagaimanapun, mengakui bahwa Abu Dhabi dan Manama telah menormalisasi hubungan dengan Tel Aviv dengan persetujuan Riyadh.


Tapi, kata dia, akan sulit bagi Riyadh untuk melakukannya, mengingat masalah internal dan eksternal yang bisa dihadapinya. “Arab Saudi adalah ujung tombak dunia Muslim, pengakuannya akan mengundang terlalu banyak masalah bagi dirinya sendiri,” jelasnya.



Menggemakan pandangan Amin, Siddiqi berkata; "Arab Saudi memiliki posisi unik dalam persaudaraan Islam. Rajanya menyebut diri mereka sebagai pelayan dari dua tempat suci (Makkah dan Madinah). Oleh karena itu, tidak dapat mengejutkan dunia Muslim untuk mengambil sebuah keputusan yang dapat dianggap oleh banyak Muslim sebagai pengkhianatan bukan hanya atas perjuangan Palestina tetapi juga tujuan Islam."



Masood mengatakan hanya masalah waktu bagi Kerajaan Arab Saudi untuk mengikuti jejak UEA dan Bahrain. Tetapi, lanjut dia, Pakistan tidak akan tunduk meski ada tekanan.



“Imran Khan sepenuhnya memahami bahwa orang Pakistan tidak akan pernah menerima keputusan apa pun yang bertujuan untuk mengakui atau menormalkan hubungan dengan Israel. Itulah yang dia perjelas berkali-kali," katanya. Arab Saudi juga mengetahui hal ini dengan sangat baik.



Mendukung pandangannya, Siddiqi mengatakan; "Pengakuan yang tergesa-gesa dapat memicu gelombang reaksi ekstremis, yang tidak mampu dilakukan oleh pemerintah Imran Khan yang lemah dan terkepung."



Hubungan Pakistan dengan negara-negara Teluk memiliki dasar ekonomi yang kuat. Pengiriman uang dalam jumlah besar dikirim oleh ekspatriat Pakistan di Arab Saudi, UEA, Qatar, dan Kuwait.



Arab Saudi dan UEA bersama-sama menampung lebih dari tiga juta orang Pakistan.


Arab Saudi, tempat tinggal 1,9 juta orang Pakistan, menduduki puncak daftar negara dengan jumlah pengiriman uang tertinggi yang dikirim ke Pakistan—lebih dari USD4,5 miliar per tahun—diikuti oleh UEA dengan lebih dari USD3,47 miliar. Data itu berasal dari bank sentral Pakistan.



https://international.sindonews.com/...-1606277484/20