Sabtu, 15 Agustus 2020

PELANGI INDONESIA ATAU KHILAFAH?


Membuat umat makmur, jelas tidak!! Membuat Amerika sebagai boss kapitalis dunia senang, 100% benar.

"Loh koq?"

Perhatikan komentar petinggi CIA ketika AS "berhasil" memporak-porandakan Nigeria sebuah negara berpenduduk 170 juta di Afrika yang sangat kaya sumber daya alam terutama minyak, dengan menyuntikkan konsep Khilafah bersama Arab Saudi kepada rakyat negara itu dan kemudian mereka terjebak.

"Terima kasih kepada Boko Haram, setengah Nigeria kini di bawah hukum syariah, dimana ini menjadi alat yang mudah bagi kami untuk mengendalikan banyak orang."

"Berlakunya hukum syariah adalah tentang konsep, mudah mengendalikan banyak orang" itulah makna yang sengaja dihadirkan oleh para kapitalis dunia.

Dan benar, sejak saat itu Amerika memperkosa habis sumber daya alam Nigeria dengan hanya bermodal membuat senang segelintir pimpinan Bokoharam. Senjata dan kekuasaan.

"Rakyat?"

Cukup dengan janji jaminan masuk surga bagi mereka yang patuh, taat dan memuliakan para pimpinan yang mereka percaya sebagai utusan surga sudah membuat mereka bahagia. 

Penculikan dan perkosaan anak-anak perempuan yang masih dibawah umur marak terjadi, dan itupun adalah bagian dari upah sorga selama di dunia.

Nigeria hanya satu contoh kasus saja. Ada Libya, Yaman, Suriah, Afghanistan,  bahkan Mesirpun tak luput dari bidikan. Semua di buat porak poranda.

Selalu terkait dengan minyak. Selalu terkait dengan moto siapa menguasai minyak, dia akan menguasai dunia.

Ketika sebuah perusahaan kelas kakap dunia yang bergerak dalam jasa ekslorasi, Halliburton dari AS mengetahui bahwa di laut Kaspia terdapat sumber gas alam dengan cadangan amat sangat besar, negara-negara disekitarnya dijamin hanya tunggu waktu, kacau!

Pernah dengar perang Bosnia? Dan kita, rakyat dari negara-negara muslim didunia dibawa masuk dalam emosi rasa "se-saudara" karena isu perang agama? Muslim dibantai Kristen?

Tahun 1990 di Bosnia, Kosovo, Azerbaijan, Uzbekistan, Degestan, hingga Chechnya, negara pecahan Unisoviet dengan mayoritas penduduknya yang muslim, dibuatkan isu perang agama.

Tiba-tiba kita sepakat bahwa saudara kita dibantai oleh masyarakat beragama lain dan kita marah. 

Para petempur, para mujahid sisa perang Afghanistan tiba-tiba sudah berkmpul disana. Mereka hadir dan berperang demi agamanya.

Tapi, kita tidak tahu bahwa AS justru berhasil membangun jalur pipa sepanjang 1000 mil yang menghubungkan Azerbaijan (Laut Kaspia), Georgia, dan Turki, saat mereka sibuk saling bantai. 

Tanpa kerusuhan yang diciptakan, impossible AS dapat membangun jaringan pipa tersebut. Tanpa sentimen agama, mustahil perang itu terjadi. 

Semua tentang minyak. Semua tentang bagaimana menjadi penguasa dunia, dan minyak adalah jalan itu.

Perang tersebut mampu menggulingkan diktator yang pro-Rusia, menempatkan pemimpin yang pro-Barat dan dapat membantu mereka membangun saluran pipa minyak/gas, menyetujui penempatan markas militer AS dan yang terpenting, telah mengacaukan saluran pipa dan kepentingan Rusia sebagai musuh terbesar AS.

"Dan adakah satu saja Khilafah yang sudah berdiri atas cara-cara AS?"

Osama bin Laden dan Abu Bakar al-Baghdadi, keduanya pimpinan Al Qaeda dan Isis yang seharusnya menjadi imam besar atas umat yang dijanjikan, dibunuh. Mereka dianggap sudah tak berguna lagi.

Mereka berdua hanya orang bodoh yang terjebak dalam mimpi konyol atas kebesaran Khilafah yang sejatinya tak akan pernah lahir kembali.

Khilafah adalah dongeng tentang surga yang diajarkankan Arab Saudi, di mentori Amerika dan umat adalah tentang korban sampingan atas ketamakan perut tak pernah kenyang kapitalis.

"Khilafah Indonesia bagaimana?"

Phliphina, Thailand dan Indonesia adalah sasaran berikutnya. Asia tenggara adalah tentang posisi strategis kepentingan AS terhadap dominasi China, terutama di Laut China Selatan.

Pemberontakan di Thailand Selatan Pattani, akan selalu menjadi celah bagi tertuduhnya militer Thailand tentang konsep HAM. Hal yang sama, terjadi pada Philipina dengan Moro.

Ada sedikit saja indikasi Thailand mesra dengan Rusia, kerusuhan di selatan dijamin akan terjadi. Semua orang tahu, turisme adalah bisnis utama negeri Gajah Putih itu. Rusuh, bukan tempat ideal bagi kegiatan pariwisata. 

Isu umat Buddha menganiaya Muslim tiba-tiba menjadi perseteruan yang tak pernah ada selesainya. Demikianlah cara AS dan Arab Saudi mengontrol Thailand.

Berbeda dengan Thailand dan Piliphina, mayoritas rakyat Indonesia adalah muslim. Bukan dengan adu domba demi menarik simpati rasa persaudaraan muslim dunia digaungkan,  konsep khilafah disuntikkan pada mayoritas.

Sama dengan negara mayoritas muslim yang ada, mimpi khilafah akan selalu menjadi cerita dan harapan. Rakyat dibenturkan dengan negara dan negara dengan agama.

"Kenapa Indonesia?"

Sumber Daya Alam (SDA). Tak ada yang lain. Masa keemasan minyak mulai redup dan akan berganti dengan jaman dimana mineral bumi akan menjadi ujung tombaknya.

Ilmu pengtahuan mensyaratkan penggunaan material langka bagi penciptaan alat-alat mutakhir bertehnologi maju.

Kesadaran pemerintahan Jokowi akan peran penting mineral bumi bagi kemajuan Indonesia telah menempatkan banyak negara maju yang sangat tergantung pada tersedianya mineral langka menjadi kesulitan.

Pelarangan eksport dalam bentuk ore seluruh jenis mineral bumi, menjadi sandungan bagi banyak negara maju terutama AS dan Eropa.

Perang dagang AS dan China juga menempatkan posisi AS terkunci tak bergerak ketika logam tanah jarang (LTJ) sebagai ujung tombak bagi kemajuan perangkat tekhnologi militer AS dijadikan China sebagai senjata dalam perang dagang itu. China tidak mau ekspor LTJ ke AS.

Iran dan Indonesia adalah dua negara yang diperkirakan memiliki deposit luar biasa besar mineral langka itu. Sama dengan Iran, Indonesia juga dijadikan target oleh AS.

Berbeda dengan Iran, Indonesia tidak bermusuhan secara langsung dengan AS, maka menyerang langung Indonesia seperti yang selalu di umbar AS terhadap Iran, tidak dilakukan kepada Indonesia.

Dulu minyak adalah tentang siapa menjadi penguasa dunia, kini mineral bumi adalah kemana dunia akan bergerak. Indonesia sebagai negara paling kaya akan SDA terutama mineral bumi, tentu akan menjadi incaran.

Dulu Libya hingga Bosnia sebagai negara mayoritas muslim dibikin hancur dengan agama karena minyak yang mereka miliki, kini bukan hal mustahil Indonesia dengan jumlah penduduk muslim terbesar dunia dihancurkan dengan cara yang sama hanya karena SDA kita terutama mineral bumi yang dimilikinya.

"Apakah kita akan bernasib seperti Libya?"

Pada 3 Maret 1924, atau 96 tahun lalu, Majelis Agung Nasional Turki membubarkan Kekhalifahan Usmani. Peristiwa itu sekaligus menjadikan Usmani adalah kekhalifahan terakhir di muka bumi ini.

Mereka diruntuhkan oleh barat, mungkinkah pihak yang sama akan membuatkan bangunan yang sama, yakni bangunan khilafah yang dengan susah payah telah mereka hancurkan, hanya orang bodoh  yang mempercayainya.

Sementara kita sedang saling menghancurkan, saling membunuh, mereka merampok seluruh sumber daya alam kita seperti yang pernah mereka lakukan pada banyak negara yang lain.

Sesaat sang calon pemimpin khilafah Ge-Er karena sudah berjasa dan bersiap menjadi imam agung, sama seperti Osama bin Laden dan Abu Bakar al-Baghdadi, dia diekskusi dan mati dengan cara amat memalukan. 

Mati sebagai penkhianat bangsa dan agama.

Kapitalis tak pernah butuh khilafah apalagi imam agung. Kapitalis hanya butuh uang, uang dan uang.

Bagi kapitalis, kelompok teror atas nama Islam adalah alat yang hebat untuk digunakan dalam perang proksi. Dengan biaya sedikit mereka mau berperang tanpa rasa takut. 

Mereka adalah sumber daya global yang dapat dibawa dalam konflik lokal manapun. Mereka juga dapat dibuang. 

Digunakan bila diperlukan, dan dimusnahkan bila tak lagi diperlukan.
.
.
.
RAHAYU
✍🏼 Karto Bugel

Tidak ada komentar:

Posting Komentar