Oleh: July Temon
Saya tidak tahu secara pasti sejak kapan kata kafir ini pertamakali muncul, apakah kata "kafir" ini berasal dari bahasa Arab murni atau justru malah berakar dari bahasa asing yg kemudian diserap ke dalam bahasa Arab.
Tinjauan Teologis
Istilah yang hampir sinonim dengan kata kafir adalah גוי "Goy" (bahasa Ibrani) atau diterjemahkan "Ethnos" dalam Septuaginta. Pengunaan ini secara umum merujuk kepada orang non-Yahudi. Kata ini juga bisa dimaksutkan kepada orang di luar etnis Yahudi atau orang beragama non-Yahudi. Namun istilah goy atau goyim tidak sampai menimbulkan konotasi yg sedemikian negatif seperti penggunaan kata "kafir", kecuali dalam kasus tertentu seperti labelisasi buruk terhadap orang Samaria.
Kata lain yang agak pararel dengan kafir adalah ρακα (Raka), yg berasal dari Perjanjian Baru terjemahan bahasa Yunani. Kata "raka" ini dengan tegas ditujukan kepada orang di luar kaum beriman, bahkan dalam Perjanjian Baru terjemahan Indonesia juga dimaknai "Kafir". Tapi dalam Alkitab terj. Bahasa Arab karya Van Dike malah dimaknai sebagai باطلا bukan كافر.
Dapat disimpulkan bahwa penggunaan istilah "kafir/kafirun" sendiri bisa disepakati secara luas sebagai orang atau kaum yg menolak atau mengingkari imam dari agama tertentu.
Tinjauan Bahasa
Namun anehnya, ketika kita cari istilah kafir dalam Peshita (P.B terjemahan bahasa Aram), kita akan menemukan kata yg mirip dengan kafir pada bahasa Arab, kata itu adalah "Kapar", tepatnya pada 1 Yohanes 2:22, yg berbunyi;
"Manu Daggala?, ela en eyna, de kafar de la hua yashua mesikha?, ha nahu mesikha daggala, huwa de kafar baba, kafar af babra (Peshitta: 1 Yohana 2:22)
Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah Masikh al-Dajjal, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Putera (Tb: 1 John 2:22)
kata "Kafar" ini berarti "menyangkal" yg dalam ayatnya ditujukan kepada sosok yg menyangkal Yesus sebagai Kristus.
Dan selama ini saya kira kata "Kapar" sendiri juga mewakili arti "kafir", ternyata kata kafir dalam Peshitta justru tetap ditulis "Raqa" (seperti bahasa Yunani), bukan "Kapar". Jadi dalam Peshitta sendiri, "Raqa" itu bermakna Kafir (orang tak beriman), sedangkan "kapar" berarti menyangkal
Nah, pada bahasa Arab, kata كافر bermakna menutupi, menyembunyikan, atau tidak percaya. Tapi istilah كافر diterima secara luas kepada orang non-Muslim, (termasuk Ahli Kitab dan kaum musyrikin) atau orang-orang Muslim yg kufur nikmat.
Nah, apakah benar kata "kapar" dalam bahasa Aram ini pararel dengan "kafir" pada bahasa Arab?
Tinjauan Antropologis
Baik Kapar maupun Kafir ini sedikit memiliki kemiripan, pertama sama² bermakna menutupi, menolak, atau menyangkal iman, malah sosok Anti-Kristus (Al-Masih Dajjal) di dalam peshitta disebut² sebagai "Kapar", sedangkan dalam eskatologi Islam, sosok Dajjal juga disebut Kafir!
Nah, mungkinkah ada korelasi antara kedua kata ini?
Jika kita melihat peradaban Arab pada masa antiquitas akhir, mereka tidak hanya menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa tutur mereka, melainkan juga bahasa Aram, penggunaan bahasa Aram ini jg umum diucapkan oleh orang Arab, terutama bangsa Arab yg tinggal di kawasan Syria, Mesopotamia, Palestina dan Petra. Bahkan kadang-kadang antara bahasa Arab dan Aram ini sering tercampur.
Orang Arab Petra misalnya, di mana saat itu Petra menjadi pusat dari komunitas kaum Pagan Arab di utara untuk memberikan persembahan kepada Allat, Manat, Uzza dan Hubbal di depan batu kotak yg dibelakangnya terdapat Kuil Dus-Syara' yg digunakan sebagai altar. Nah, orang Petra ini ternyata malah menggunakan bahasa Aram sebagai lingua franca, disamping bahasa Arab. Sebab Petra saat itu juga merupakan ibukota dari Kerajaan Nabatea (168 SM - 106 M) di mana orang Nabasia, sebagaimana orang Arab Utara pada umumnya juga memakai bahasa Aram.
Ketika Kerajaan Nabatea ditaklukan oleh Romawi, mereka berangsur-angsur berpindah ke agama Kristen, tapi bukan berarti orang Arab Nabatea semuanya memeluk Kristen, tetap ada sebagian dari bangsa Arab yg mempertahakan keyakinan nenek moyangnya. Dan di antara orang Arab, pasti ada kontak antara yg memeluk Kristen dan Pagan. Sehingga banyak sekali kata atau istilah serapan dari bahasa Aram Alkitab yg tidak sengaja diserap ke dalam bahasa Arab. Salah satunya adalah penggunaan kata "kapar", kata ini boleh jadi dipakai pula oleh orang Arab Pagan untuk mewakili makna tertentu, seperti menutupi benih, menolak atau menyangkal, maka kata serapan kafar ini berubah menjadi kafir.
Ketika Islam berkembang, mungkin istilah kafir itu juga diambil dari bahasa yg umum digunakan oleh orang Arab saat itu. Soalnya lawan yg cocok dipakai untuk kata "percaya" (iman) adalah "tidak percaya/menyangkal (kafir), Sehingga kata kafir ini bisa dipakai oleh kaum beriman untuk menjudge orang/kaum yg menolak iman Islam.
Sumber:
*Phillip, K Hitti. (1970). History of Arabs
*Septuaginta
*Peshitta
*Alkitab T.B
*Alkitab Byzantine Version
Tidak ada komentar:
Posting Komentar