Oleh: July Temon
Menurut sejarawan, agama Yahudi itu tidak muncul begitu saja dari langit lalu tiba-tiba menjadi monotheis, melainkan memiliki perkembangan dan berevolusi sehingga membentuk model kepercayaan Yahudi sekarang, berikut periodisasi keagamaan Yahudi Kuno;
*Periode Migrasi (2100- 1800 SM)
*Periode Patriach (1800-1500 SM)
*Periode Musaic (1500-1000 SM)
*Periode Monolatry (1000-520 SM)
*Periode Monotheis (520-146 SM)
*Periode Reformasi (146 SM -37 SM)
*Periode Fragmentasi (37 SM - 70 M)
*Periode Pasca Bait Kedua.
1. Periode Migrasi (2100 - 1800 SM ?) Ditandai dengan kedatangan para pengungsi dari Mesopotamia yg melarikan diri ke Syria dan Kanaan akibat runtuhnya Kekaisaran Akkadia yg disebabkan oleh serbuan Suku Gut.
2. Periode Patriach (1800 - 1500 SM?) Ditandai dengan akulturasi antara para imigran dari Mesopotamia dengan beberapa suku nomadik di Kanaan, suku-suku ini terdiri dari suku Abraham, Ishak, Yakub dan Yusuf, kemudian mereka membentuk konfederasi bernama Yitzrael. Kumpulan suku nomad ini pada mulanya mempunyai Ilah-ilah (tuhan lokal) tersendiri, hingga pada suatu waktu mereka merekontruksi Ilah baru untuk menyatukan kekerabatan antar anggota konfederasi, pada masa ini mereka mulai mengidentifikasikan dewa-dewa yg mereka sembah dengan Dewa tertinggi Kanaan, yakni El.
3. Periode Musaik (1500 - 1000 SM) Ketika sudah membentuk konfederasi Israel, mereka sering diserbu oleh bangsa asing karena tempat tinggal mereka yakni di Sinai merupakan tempat yg strategis, sehingga banyak kerajaan yg memperebutkan gurun Sinai. Akibatnya, hal ini mempengaruhi sifat bangsa Israel yg gemar berperang untuk mempertahankan diri dari serbuan bangsa asing, dari sinilah mereka menciptakan Tuhan bernama YHWH yg tak lain merupakan personifikasi dari dewa perang. Namun dewa YHWH ini hanyalah salah satu dewa di antara sekian banyal dewa yg disembah oleh Bani Israel.
4. Periode Monolatry (1000 - 520 SM) Ketika memasuki era Daud dan Salomo, YHWH ini kemudian dikultuskan sebagai dewa utama bani Israel, karena YHWH dianggap sebagai dewa yg paling berperan dalam kehidupan bangsa Israel selama pengembaraan di padang gurun. Namun bukan berarti YHWH itu satu-satunya Ilah yg disembah oleh orang Israel, melainkan YHWH itu adalah dewa utama yg paling sering disembah. Periode ini berlangsung semenjak masa Kerajaan Israel Bersatu hingga era pembuangan Yahudi ke Babel. Pada masa ini pula, peran Dewa El sebagai panteon tertinggi Kanaan diidentifikasikan sebagai YHWH. El yg dulunya merupakan personal name (Ismu Saksy) dari sosok dewa, berangsur-angsur berubah maknanya menjadi netral, yaitu hanya berarti dewa/tuhan (Elohim, El, Eloi, Al-Ilah) yg bisa disematkan kepada dewa mana pun.
5. Periode Monotheis (520 SM - 146 SM) Masa ini ditandai semenjak kejatuhan Judea ke tangan Babel (586 SM), orang-orang Yahudi saat itu dibuang ke Babel dan dijadikan budak di sana. sejak masa itulah, orang Yahudi mulai membenci bangsa yg telah menaklukannya dan menganggap dewa-dewa orang Babel sebagai dewa palsu/setan. Untuk menanamkan jiwa patriotisme, para Nabi menghilangkan segala unsur politheisme dalam kultus keagamaan Yahudi dan menyisakan YHWH sebagai satu-satunya Ilah yg layak disembah, hal ini dimaksutkan untuk memberikan semangat chauvunisme ke dalam pikiran bangsa Yahudi yg dibungkus dengan jubah religius. YHWH sekarang tidak hanya merupakan entitas dewa lokal, melainkan dewa universal yg kedudukannya berada di atas semua bangsa. Namun meski bersifat universal, YHWH ini hanya memilih bani Israel sebagai bangsa pilihannya, dan menganggap bangsa di luar Israel sebagai Ghoyim (kafir). Makanya tak mengherankan mengapa nabi itu hanya ada di kalangan Bani Israel. Semenjak masa inilah orang Yahudi beralih dari monolatry ke monotheis.
6. Periode Reformasi (146 SM - 37 SM) Semenjak kejatuhan Judah ke tangan Antiokhus Ephifanes, orang Yahudi mengalami keguncangan iman. Sebab pada masa itu penguasa Yunani melecehkan kesucian dari tradisi Yahudi dan memaksa orang Yahudi untuk mengikuti agama Yunani. YHWH sebagai Tuhan YME tidak mampu menolong bani Israel dari penjajahan bangsa Yunani, untuk memberikan kesan bahwa Tuhan itu maha hadir dan maha adil, orang Yahudi mulai memasukan unsur imortalitas (kehidupan setelah mati atau kehidupan di akherat) dalam kepercayaan mereka. Hal ini dimaksutkan supaya orang Yahudi yakin bahwa YHWH akan memberikan keadilan di akhirat kepada orang-orang yg beriman, jika pahala dari orang Yahudi itu tidak dibalas di dunia, maka masih ada peluang di alam akhirat sebagai tempat alernatif.
Meskipun begitu, tidak semua masyarakat Yahudi mempercayai kehidupan setelah mati, salah satu sekte Yahudi seperti Saduki tetap menolak kepercayaan baru ini karena mereka hanya menerima otoritas dari Taurat Tulisan. Sedangkan sekte Farisi menerima kepercayaan tentang immortalitas, dan semenjak itu pula mulai berkembang konsep tentang surga dan neraka.
7. Masa Fragmentasi (37 SM - 70 M) Masa ini ditandai dengan kejatuhan Keimamahan Hasmonayim ke tangan Republik Romawi hingga masa penghancuran Bait Suci Kedua. Secara garis besar, mode kultus dari keagamaan Yahudi pada era ini sudah mulai terstruktur, walaupun begitu, masing-masing dari kelompok Yahwihist ini mempunyai pandangan yg berbeda-berbeda terkait pemahaman tentang teologi, intinya pada masa ini orang Yahudi terpecah menjadi beberapa sekte seperti Saduki, Farisi, Esseni, Qumran, Samaria, Hellenis, bahkan ada sekte baru bernama Notzrim yg dianggap sebagai agama baru sempalan Yahudi yg diciptakan oleh seorang bid'ah (sesat) yg mengaku Tuhan bernama Yeshua.
8. Pasca Bait Kedua Setelah kehancuran Bait Suci Kedua, kultus keagamaan Yahudi mulai lebih eklusif dan terstruktur. Orang Yahudi arus utama yakni kaum Farisi menjadi sekte yg paling dominan dan menjadi aktor utama dari terbentuknya Yahudi modern. Jadi Yahudi masa sekarang yg kita kenal sebenarnya merupakan continunitias dari sekte Farisi, di samping sekte bid´ah (sesat) Kristen yg ikut berkembang besar di kemudian hari.
Catatan:
Sekali lagi tread ini tidak bermaksut menyinggung pihak mana pun, khususnya bagi yg beragama Kristen dan Yahudi, melainkan hanya melihat perkembangan Israel dari sudut pandang historis dan antropologis.
Sumber:
Bertrand, Russel, (1945), Sejarah Filsafat Barat.
David L, Backer dan Bimson, John, (2004), "Mari Mengenal Arkeologi Alkitab". Lumingkewas,
Marthin Steven. EL & YAHWEH: Allah Israel Albright William F., (1939), The Israelite Conquest of Canaan in the Light of Archaeology.
Wellhausen J., 1885, Prolegomena to the History of Israel, trans. J.S.
Black and A. Mazies, (Edinburgh: A. & C), Ze’ev Meshel and Meyers Carol. (1976). “The Name of God in the Wilderness of Zin,” BAR. Vol. 39.
Selamat Berakhir pekan @everyone
Tidak ada komentar:
Posting Komentar