Ibarat main petak umpet, JK kurang tahan ngumpetnya, atau memang dari dulu bak burung onta yg suka ngumpetin kepala lupa keliatan buntutnya.
Bermula saat Anis dimajukan jd Cagub Jakarta, orang nelungsumi yg ngaku asli Jawa itu kan gak punya apa-apa kok bisa nyodok Sandiaga dan tiba-tiba nerima jadi orang kedua, walau akhirnya di pasang jd wapres kapasitas si bangau muda itu memang tak pantas, sehingga kesan di paksakan keliatan.
Strategi dalam pilkada terberutal sejak Indonesia merdeka adalah pilkada Jakarta, Anis melawan Ahok dgn cara menjual agama yg berpotensi menjadikan Jakarta membara. Tapi akhirnya cara itu berjaya walau banyak perasaan terluka, bagaimana sebuah penistaan didakwakan dari video editan, yg ngedit jg masuk penjara, data di kentit, hukum di kempit.
Bak kentut yg ditebar, bunyinya samar, baunya menyebar, Anis jagonya JK, Ahok jagonya Jokowi, tapi etika berpolitiknya JK bak orang yg gak tahan nahan buang hajat, mukanya selalu ketat dan kadang pucat, karena biaya pemangku hajat harus kembali selamat. Walhasil..dia nongol bak ikan sepat, Zhakir Naik di daulat datang di terima di kantor wapres dgn raut muka penuh muslihat.
Bagaimana mungkin seorang wapres negara berpenduduk muslim terbesar didunia, menerima ulama radikal yg di usir dari India. Padahal hubungan bilateral Indonesia dan India ada sejarah pengakuan kemerdekaan Indonesia oleh India, tapi JK mengesampingkan itu demi ambisinya.
Bukan itu saja bahkan penggede Taliban juga diundangnya, siapa yg tak kenal sarang radikalisme itu disana. Kesimpulan kita waktu itu, berarti JK gelombangnya sama. Dan terbukti kampanye pilkada Jakarta penuh intimidasi tingkat tinggi, serta provokasi penuh tensi.
Benang merah itu makin kelihatan sekarang, kepulangan Rizieq konon khabar burungnya juga atas usaha JK, lagi-lagi tersamar tapi menyebar.
Tautannya semakin kuat saat JK mengumbar pujian kepada sang Imam besar yg dibuat oleh koloninya. Rizieq adalah pemimpin kharismatik, ributnya kepulangan Rizieq Krn ada aspirasi yg tdk terserap oleh pemimpin kata JK.
Hello..aspirasi yg mana, omnibus law yg membuat usaha model kolusi kalian loyo, atau apa yg tepat utk mendudukkan Rizieq jadi seperti settingan yg diharapkan. Baik sbg boneka maupun sbg umpan didepan kemudian di korbankan.
Ah menarik memang kalau bicara JK yg selalu tak bisa menahan selera. Tapi buat kita tak ada ruginya karena pemain yg tipikalnya seperti burung onta gampang nebaknya. Dia selalu menyembunyikan kepalanya, tapi lupa menutup buntutnya.
Memang Pak JK selalu menggoda dan membuat kita tertawa..hahaha.
Mari kembali ke Petamburan, apakah Rizieq sdh siuman.
(Biakto Biakto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar