Selasa, 01 September 2020

SKENARIO KUDETA PEMERINTAH SUDAH DIRENCANAKAN LAMA HINGGA DEKLARASI KAMI DAN PENYERANGAN MARKAS POLISI DI CIRACAS


Bermodal dengan success story di Pilkada DKI tahun 2017 barisan oportunis (Saya lebih Suka menyebut oportunis karena mereka tidak pantas disebut oposisi dan tidak punya platform yang jelas karena tujuannya hanya untuk menjatuhkan pemerintahanπŸ™).

Saya sudah pernah mengungkapkan bahwa target peristiwa 212 adalah bukan hanya menjatuhkan BTP atau Ahok tapi yang utama adalah menjatuhkan Jokowi sebagai Presiden karena ada Gatot Nurmantyo sebagai panglima ABRI yang dikenal sangat dekat dengan Cendana dan para Pengusaha besar mantan kolega Orde Baru, apalagi saat itu ada figur yang dianggap mumpuni yang dekat dengan rakyat dan tentara yaitu Prabowo Subianto tapi kecerdasan Jokowi pada saat itu membuat Gatot sebagai Panglima TNI tak berkutik  skenario makar bisa terbongkar dengan ditangkapnya 3 jendral purnawirawan, Mayjen Kivlan Zein, Mayjen Soenarko dan Irjen pol Sofyan Jacob bahkan pada saat Pemilu 2019 Gatot Sudah dibebas tugaskan skenario pun gagal.

Pasca Pemilu Jokowi bisa merangkul PS menjadi bagian kabinetnya tentunya ini berkaitan dengan Pemilu 2024. Hmm langkah brilian dalam memperkuat  pemerintahan. Karena mau tak mau PS akan all out menunjukkan kepada rakyat bahwa dia bukan pengkhianat dan layak menjadi memimpin Indonesia kedepan atau setidaknya menentukan pemimpin Indonesia kedepan.

Mereka tetap mempertahankan skenario sentimen agama, Ada satu peristiwa yang agak konyol ketika Habib Bahar Smith dibebaskan dan baru 1 hari dibebaskan kembali menyerukan kebencian kepada pemerintah dan menjaga emosi umatnya seolah-olah dia pemberani dan tak takut dipenjara sambil berusaha merubah imej atau pendapat orang bahwa dia ditahan bukan karena kriminal biasa tapi seolah-olah melawan pemerintah dan membela Islam. πŸ™ˆπŸ˜œπŸ€£

Haikal Hasan gencar mengkultuskan HRS sebagai satu-satunya figur yang pantas untuk Indonesia karena FPI sudah menjadi organisasi yang ditunda ijinnya 🀣 maka diharapkan figur HRS menjadi seperti Ayatollah Khomaeni di Iran karena sebenarnya ini bukan masalah Agama tapi agama yang digunakan sebagai alat jadi mereka tak perduli salah atau benar yang penting ada dukungan masa, narasi ini didukung dengan pemasangan baliho baliho dan dukungan dimedsos dari para tokoh oportunis dan sekali lagi tak penting ajarannya yang penting rusuh 🀣🀭😜 inipun  gagal karena kaum yang rasional dan NU sudah banyak aktif dimedsos bahkan Banser sudah mulai melakukan operasi menentang kaum intoleran.

Kemudian upaya brainwash dengan sosialisasi film Jejak Khilafah Di Nusantara di medsos adalah strategi budaya kelompok mereka untuk membangkitkan sentimen muslim padahal ceritanya sudah disesuaikan dengan skenario    mereka (sama dengan film G30 S PKI yang selama 17 Tahun jadi film wajib ditonton yang memframing Soeharto sebagai satu-satunya Pahlawan, PKI Sebagai pengkhianat dan Soekarno lemah tak layak menjadi pemimpin😒). Pemutaran di rumah2 sudah disiapkan agar berkembang gerakan akar rumput. Ini adalah respon mereka karena jaringan kelompok ekstrem di birokrasi dan BUMN semakin tertekan. Tanpa disangka film JKDN tenggelam oleh fenomena film pendek "Tilik" diikuti film-film pendek lainnya.

Deklarasi KAMI adalah rangkaian berikut untuk membangun momentum politik. Momen ini gagal tercipta karena klarifikasi Dubes Palestina yang mengakibatkan rusak kredibilitas acara, serta ketiadaan tanggapan signifikan dari publik dan elit politik pada saat bersamaan Presiden memberikan bintang jasa mahaputra bagi sejumlah tokoh oposisi, seperti Fadli Zon dan Fahri Hamzah yang tentunya menghambat proses dukungan politik bagi Deklarasi KAMI tersebut (Jokowi dilawan πŸ˜‚).

Karena tak adanya dukungan secara politik dari partai oposisi mempengaruhi gagalnya  deklarasi lanjutan di daerah-daerah, investor baik dari dalam atau luar negri menganggap gerakan ini ilegal.

Saya tak perlu membahas kasus yang lain termasuk sempat kaburnya Djoko Tjandra dibantu aparat Kepolisian dan penegak hukum itu semua sudah menjadi bagian skenario yang matang untuk membuat imej pemerintah tak mampu dalam penegakan hukum beruntung Presiden mempunyai seorang Kapolri yang loyal.

Yang terakhir adalah penyerangan kantor polisi Ciracas oleh sejumlah oknum TNI tentunya ini adalah pengorganisasian dengan harapan aksi balasan dari Brimob kelapa dua. Skenario dilakukan oleh sel-sel tidur di aparat (jika tidak Ingin dianggap loyalis Orba πŸ˜‚πŸ™ˆ). 

Sikap tegas KASAD, koordinasi internal yg sigap dan mutasi yg dilaksanakan oleh Polri dan TNI sebabkan skenario gagal. (Salut untuk Pak Andika Perkasa dan Pak Idham AzisπŸ‘)

Dalam kondisi Covid19 di mana seluruh dunia mengalami krisis, persepsi kegagalan ekonomi pemerintah terus diupayakan, Pemda yang jadi basis kelompok ekstrem mensabotase program-program nasional. 

Siap-siap menghadapi KPK, TNI dan Polri setelah masa kebebasan menghujat dan usaha menggulingkan pemerintah.πŸ™„πŸ˜œ  

Akhir kata selamat tinggal Kadrun berkhayallah sampai gila.πŸ™ˆπŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚

[Tito Gatsu]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar