Selasa, 15 September 2020

Aktivis Muhammadiyah : HTI Lemah Argumentasi, Tapi Kuat di Medsos


Aktivis Muhammadiyah, Amirullah menilai bahwa kelompok pengusung Khilafah Islamiyah sebagai ideologi negara, seperti Hizbut Tahrir sejatinya lemah dalam argumentasi.

Bahkan ia juga sering berdialog dengan aktivis HTI termasuk yang di kalangan Mahasiswa seperti Gema Pembebasan,“Saya sering bertanya ke teman-teman Gema Pembebasan, apa sih dasar teologis bahwa Khilafah sebagai kewajiban agama, HTI itu nggak pernah bisa jawab. Paling dikutip QS Al Baqoroh ayat 30,” kata Amirullah dalam sebuah diskusi yang digelar oleh Corong Rakyat di Gedung Joeang 1945, Menteng, Jakarta Pusat.

Namun ia menilai bahwa kekuatan kelompok pengusung Khilafah ini kuat di media sosial. Bahkan kelompok moderat seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah terbilang kalah cepat manuvernya di ranah digital untuk mengampanyekan moderasi Islam.

“Tapi kita emang kalah framing seperti seolah-olah gerakan mereka itu representasi Umat Islam dan Ulama, tapi umat Islam dan Ulama yang mana?,” ujarnya.

“Termasuk di media sosial, bahkan kalau ada tokoh-tokoh mereka cepat sekali muncul. Sementara kita NU dan Muhammadiyah ini cukup terlambat,” imbuh Amirullah.

Ketua DPP IMM Bidang Kader Periode 2016-2018 ini pun memberikan catatan bahwa persoalan bangsa Indonesia saat ini menurutnya adalah minim literasi karena rendahnya minat baca.

“Soal literasi, 61 negara yang tersurvei, Indonesia nomor 2 dari bawah. Umat Islam minat bacanya rendah sekali. Padahal dalam Islam, perintah pertama adalah membaca,” tuturnya.

“Minim literasi ini yang saya maksud adalah yang membahas moderasi. Yang mereka baca adalah yang dari ulama kajian mereka saja itu,” tambah Amirullah.

Oleh karena itu, pekerjaan rumah kelompok pemikir dan aktivis Islam moderat adalah bagaimana memberikan pemahaman dan memperkaya literasi masyarakat Indonesia khususnya umat Islam. Dan harus ada sinergitas dari para stakeholder yang ada.

“Kita yang mayoritas ini harus bergandengan tangan dan bersuara, untuk kontra narasi. Di Muhammadiyah kita sering pakai kata moderasi Islam,” seru Amirullah.

“Kita harus bergerak secara holistik, libatkan semua pihak, instansi, kementerian termasuk anak-anak muda, PMII, HMI, GMNI dan sebagainya,” sambungnya.

Kampanye moderasi

Lebih lanjut, Amirullah juga mengingatkan bahwa Indonesia adalah negara yang sudah sangat Islami. Bahkan hukum-hukum positif yang ada di Indonesia juga banyak yang menyadur dari ajaran Islam.

“UU kita banyak yang diambil dari hukum Islam. Baik UU tentang ekonomi, perkawinan, bahkan UU tentang Migas itu syariat Islam menurut saya ya. Dan ini yang mungkin belum dipahami oleh kawan-kawan HTI,” jelasnya.

Oleh karena itu pula, ia memberikan saran agar literasi yang dibangun adalah Pancasila tidak berlawanan dengan ajaran Islam.

“Narasi yang kita bangun ke depan bahwa Indonesia sangat islami dan Pancasila itu syariat Islam sekali,” tutupnya.

✍🏼 Inisiatifnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar