Dalam Operasi Intelijen yg diberi nama Operasi Onta di era Soeharto, rezim ORBA mewaspadai masuknya paham komunisme dari Yaman. Hal ini tidak mengherankan krn Ahmad Aidit, nama asli dari Dipo Nusantara Aidit (DN Aidit), sebagai tokoh Senior PKI merupakan keturunan dari keluarga yang berasal dari (lembah) Hadramaut - Yaman. Yaman dikenal sebagai negara para Habib, karena banyak habib berasal dari Hadramaut Yaman. Jaman itu negara Yaman berhaluan Marxis-Leninis dan menjadi basis Komunisme terbesar di Timur Tengah.
Ilham Aidit, anaknya DN Aidit, mengakui bahwa nama Aidit adalah nama marga. Nama kakeknya adalah Abdullah Aidit, berasal dari Hadramaut Yaman. Menurut cerita kakeknya, nama Aidit adalah nama salah satu marga keturunan Rasulullah. Jadi marga Aidit termasuk salah satu marga Habib.
Nama Aidid sebagai nama marga dari Hadramaut sempat tidak dipakai oleh keturunan Aidid di Indonesia. Sejak meledaknya peristiwa G30S PKI tahun 1965 semua keturunan Aidid di Indonesia menghilangkan nama marganya di belakang namanya karena takut dikaitkan dengan keluarga keturunan pentolan PKI. Apalagi intelijen Indonesia era Soeharto sempat mewaspadai tokoh² komunis yg berasal dari Yaman, karena Yaman saat itu adalah negara berhaluan komunis terbesar di Timur Tengah. Setelah era reformasi keluarga keturunan Aidid di Indonesia baru berani menyematkan nama marga Aidid di belakang namanya.
Meskipun Ilham Aidit mengakui bahwa nama Aidit di belakang nama keluarganya merupakan nama marga yg berasal dari Hadramaut, namun Habib Alwi selaku ketua Perkumpulan Marga Aidid di Indonesia menolak mengakui nama Aidit di belakang nama keluarga DN Aidit sebagai nama marga. Walaupun namanya mirip, Aidit dan Aidid, namun menurut Habib Alwi keluarga DN Aidit bukanlah satu marga dengan marga Habib Aidid. Bisa saja penolakan Habib Alwi ini demi kepentingan politis. Sangat tidak menguntungkan secara politis bagi fam Aidid, karena nama Aidit sudah tercemar oleh DN Aidit. Sangat mungkin hal ini dilakukan dalam dunia politik.
Penulisan nama fam Aidit, menggunakan huruf 'T', dianggap tidak lazim. Katanya yg lazim menulisnya adalah Aidid, menggunakan huruf 'D'. Padahal banyak yg menuliskan nama famnya menggunakan transliterasi Indonesia. Misal fam Al Baraqbah ditulis menjadi Barakbah. Contohnya Pemimpin PKI di Kalimantan Barat yang juga keturunan nabi, seorang Habib namanya Sayid Ahmad Sofyan Barakbah. Ada lagi anggota/pengurus FDR, underbownya PKI Madiun, yg juga keturunan nabi, namanya Sayid Fahrul Barakbah, yang kemudian menjadi Pemimpin PKI Kalimantan Timur. Sama² fam Baraqbah, namun penulisan dengan transliterasi Indonesia ditulis Barakbah, bukan Baraqbah. Ada lagi fam Al Attas, banyak yang menulisnya Alatas, contoh Muchsin Alatas dan Ali Alatas. Ada contoh lain lagi fam Semith, ditulis Smith, misal Bahar Smith. Ada pula yg menulisnya Sumaith, Sumayth, Sumayt, Sumait, Semaith, Semaid, Semit. Walaupun pengucapan dan penulisannya berbeda namun berakar sama. Lalu apa bedanya dengan Aidid yg ditulis menjadi Aidit ? Kenapa kalau Aidid ditulis Aidit menjadi tidak lazim, sementara utk fam yg lain yg cara penulisan transliterasinya berbeda tidak dianggap tidak lazim ?
Entahlah mana yg benar dari kedua klaim (Ilham Aidit dan Habib Alwi) tersebut. Yang jelas nama marga Aidid sempat menghilang di Indonesia, tidak dipakai lagi sebagai salah satu nama keturunan Habib Aidid. Hanya keluarga besar DN Aidit yg masih menggunakan nama marga tsb di belakang namanya selama rezim Orde Baru berkuasa. Mungkin saja nama Aidit di belakang nama keluarga DN Aidit sudah tidak diakui sebagai bagian dari silsilah keluarga Habib Aidid karena nama DN Aidit pernah cemar sebagai nama tokoh PKI, walaupun keluarga DN Aidit masih mengakui sebagai nama marga mereka.
Jadi apakah DN Aidit seorang Habib ? Wallahu a'lam.... yang jelas Kelurga Besar DN Aidit adalah keluarga keturunan Arab dari Hadramaut. Ini tidak bisa dipungkiri.
Tapi keren juga ya kalau DN Aidit dipanggil Habib Aidit ? Seandainya benar DN Aidit seorang Habib, seharusnya dia juga dimuliakan oleh umat Islam Indonesia pemuja Habib. Lucu juga kali ya, jika mereka ngalab berkah ke Habib DN Aidit ?
Saya jadi penasaran... apakah mungkin bendera palu arit yg akhir² ini banyak dibakar dan foto²nya diedarkan lewat medsos, merupakan bendera yg diimport dari Timur Tengah ? Diimport sendiri, dibakar sendiri, lalu menuduh orang lain ?
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=146201163699867&id=100049299530139
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar