Minggu, 24 Mei 2020

Celana Pokek & Gamis .


Saya belum tahu etimologis kata pokek ini, tapi kata pokek itu adlah celana pendek (kalau di Jawa disebut srowal kalau kolor biasanya panjangnya di bawah lutut). Yang jelas sampai saat ini saya belum nemu referensi yg pas kenapa kawan2 saya yang keturunan Tionghoa baik laki maupun perempuan senang memakai celana pokek ini.

Kalau Gamis itu pakaian khas orang Arab-di arab sana itu pakaian sehari-hari pengemis, penggembala onta sampai Raja Salama seringnya memakai baju Gamis ini --oh iya laki2 & perempuan arab memakai gamis juga. Tapi di Indonesia Gamis justru jadi pakaian eklusif dari "orang-orang suci" yang konon dari perasan saya orang yang dekat dengan Allah.

Terus ada apa kok tiba-tiba saya tertarik dengan celana pokek (yg sering di pakai Keturunan China) & Gamis (yang sering di pakai oleh keturunan arab)-- Yupps dugaan anda benar itu karena kejadian seorang pria berbaju gamis yang ngamuk ke aparat/petugas pemerintah tapi anehnya justru aparatnya yang minta maaf -- masalah selesai dgn saling memaafkan & perkara hukumnya saya yakin sudah menguap.

Kalau celana pokek ini juga mengingatkan saya akan kejadian di masa Gusdur jadi Presiden, saat itu beredar desas desus jika ada Jenderal dari AD & Kepolisian yang sering bertandang ke rumah Pengusaha keturunan itu yang konon kalau menerima Jenderal itubertamu cukup make celana pokek saja dan saya ingat banget saat Presiden Gusdur sebagai Pangti memerintahkan untuk menangkap pengusaha bercelana pokek itu justru yang diterima Gusdur adalah pembangkangan dari bawahanya tersebut.

Jadi hebat sekali kan dua jenis pakaian itu tadi? Celana pokek & Gamis ternyata bisa jadi simbol kebal hukum di kami +62.

Oke selamat Hari raya buat Inlander Pribumi saja-- mohon maaf lahir & batin ya

Prasetyo BoediFrast

Tidak ada komentar:

Posting Komentar