Khilafah pertama, yakni, Abu Bakar siddik r.a, pernah memberikan sebuah nasehat yang sangat apik dan menarik.
Kata Abu Bakar Siddik R.A
حُب الدنْيَا ظُلْمَةٌ وَالسرَجُ لَهَا
التقْوَى
Cinta kepada dunia adalah sebuah kegelapan. Dan pelita yang meneranginya adalah takwa
Orang yang mencintai dunia yang berlebihan akan menimbulkan sikap mengagungkannya dan melupakan kehidupan yang abadi yaitu akherat.
Orang yang terlalu cinta dunia akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya.
Berapa banyak seorang anak yang membunuh ibunya hanya karena persoalan duniawi? Berapa banyak orang tua yang menelantarkan bahkan membunuh darah tanging hanya persoalan duniawi?
Orang yang cinta dunia akan melakukan segala cara untuk mendapatkan dunianya. Jilat sana, jilat sini, sikut sana, sikut sini akan menjadi hal biasa yg dilakukan para pecinta dunia demi mendapatkan dunianya.
Seorang pedagang yang sudah terlena dengan dunia tidak akan lagi mengenal timbangan yang adil dan tidak adil. Yang terpenting baginya untung besar.
Seorang pejabat yg mencintai dunia tidak akan berpikir bagaimana melayani masyarakat. Yang ada dibenaknya bagaimana mencairkan anggaran negara demi pundi2nya.
Seorang pemimpin akan mengambil kebijakan yang memberikan keuntungan untuk diri dan kroninya. Tetes air mata rakyat tidak akan bisa merubah kebijakan, teriakan rakyat tidak akan menganulir keputusan. Dunia menjadi orientasi hidup mereka. Semua atas dasar dunia.
**
Inilah mengapa kholifah Abu Bakar mengatakan bahwa cinta dunia gelap.
PELUANG ALTERNATIF MENDAPATKAN PENGHASILAN TAMBAHAN HARIAN
Karena orang yang cinta dunia akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan keuntungan dunianya.
Orang yang cinta akan melihat segala dengan kaca mata untung rugi bukan lagi baik dan buruk. Semua demi dunia.
Orang yang cinta dunia akan melupakan kehidupan akherat. Sibuk dengan segala urusan dunia. Jauh dari masjid, mushola dan majlis taklim. Inilah kegelapan kata Khalifah Abu Bakar.
Maka, pelita yang menerangi dari gelapnya akibat cinta kepada dunia kata Khalifah Abu Bakar adalah takwa. Wa siroju attaqwa.
###
Apa itu Taqwa?
Sayyidina Ali Karromahu wajha mengatakan bahwa makna taqwa terbentang dalam empat hal. Hal ini termaktub di dalam kitab al-Manhajus Sawi, al-allamah al-Muhaqqiq al-Habib Zain bin Ibrahim bin Smith.
Apa saja empat hal tersebut;
الخوف من الجليل والعمل بالتنزيل والقناعة بالقليل والإستعداد ليوم الرحيل
"Bahwa taqwa adalah takut kepada Allah yang bersifat Jalal, dan beramal dengan dasar al-Qur’an (at-tanzil) dan menerima (qona’ah) terhadap yang sedikit, dan bersiap-siap menghadapi hari akhir perlihan (hari akhir)"
Jama’ah jum’ah yang berbahagia
Pertama; Al-khaufu minal Jalil artinya bahwa taqwa itu akan menjadikan seseorang merasa takut kepada Allah swt yang memiliki sifat Jalal. Takut melanggar berbagai aturan. Takut melanggar ketentuan-Nya. Sehingga apapun yang akan diperbuatnya selalu dipertimbangkan matang2.
Tangan tidak akan digunakan untuk mengambil barang yang bukan miliknya. Kaki tidak akan digunakan untuk melangkah menuju tempat yg dimurkainya. Mata dan telingan tidak akan digunakan untuk berbuat maksiat padaNya.
PELUANG ALTERNATIF MENDAPATKAN PENGHASILAN TAMBAHAN HARIAN
Kedua; wal ‘amalu bit tanzil, melakukan sesuatu sesuai dengan ketetapan, peraturan yang termaktub di dalam Al Quran dan hadist yang merupakan pedoman hidup dan dasar bersyariat bagi kita kaum muslim. Orang yang bertaqwa Tidak akan melakukan amal yang serampangan, berbuat sesuka hati. Menghalalkan segala cara. Menabrak segala ketetapan dan peraturan Allah dan RasulNya.
Ketiga; al-Qana’atu bil Qalil, artinya orang yang bertaqwa akan selalu merasa cukup dengan rizki yang diberikan Allah SWT meskipun itu sedikit. Orang yang selalu merasa cukup dengan rizqi yang diberikan Allah adalah bukti sekaligus tanda bahwa orang itu dicintai oleh Allah swt.
Dan keempat, al-isti’dadu li yaumir rakhil, adalah bersiap-siap menghadapi hari perpindahan. Perpindahan dari alam dunia ke alam kubur lalu ea lam akhirat. Artinya segala amal orang yang bertaqwa senantiasa dalam ranga menyiapkan diri akan hadirnya hari kematian. yaitu hari keberangkatan dari alam dunia menuju alam akhirat. Ia akan selalu mengingat mati. Dengan begitu, tindak tanduknya. Segala aktivitas di dunia ini akan selalu diniatkan dalam bingkai amal untuk kehidupan akherat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar