Dalam periode Mekah, ada dua tahapan yang dilakukan oleh Rasulullah saw. Untuk mendakwahkan risalah Islam, antara lain sebagai berikut:
a. Dakwah Secara Sembunyi-Sembunyi.
Dakwah dengan cara ini dilakukan pada tahun ke-1 hingga tahun ke-3 kenabian. Pada tahapan dakwah ini, Rasulullah saw menyeru orang-orang yang berada di lingkungan rumah tangganya sendiri dan kerabat serta sahabat dekatnya untuk masuk Islam. Adapun orang-orang yang telah memenuhi dakwah Rasulullah tersebut adalah Khadijah binti Khuwailid (Istri Rasulullah saw, wafat tahun ke- 10 dari kenabian), Ali bin Abi Thalib (saudara sepupu Rasulullah saw yang tinggal serumah denganya), Zaid bin Haritsah (anak angkat Rasulullah saw), Abu Bakar as-Shiddiq (sahabat dekat Rasulullah saw), dan Ummu Aiman (pengasuh Rasulullah saw pada waktu kecil). Nabi Muhammad saw mengajarkan agama Islam secara sembunyi-sembunyi di rumah Arqam bin Abil Arqam yang juga telah memeluk Islam.
b. Dakwah Secara Terang-terangan.
Dakwah secara terang-terangan ini dimulai pada tahun ke-4 dari kenabian karena turunya wahyu yang berisi perintah agar dakwah itu dilaksanakan secara terang-terangan. Wahyu tersebut adalah dari Al-Qur'an surah asy-Syu'ara [26]: ayat 214-216 yang artinya: Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat, serta rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman. Jika mereka mendurhakaimu maka katakanlah: "Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan".
Rasulullah saw memulai tahapan dakwah ini dengan mengumpulkan para penduduk Mekah, terutama kerabat-kerabatnya untuk berkumpul di Bukit Shafa. Rasulullah saw menyeru mereka hanya untuk menyembah kepada Allah dan meninggalkan penyembahan terhadap berhala-berhala mereka. Namun, pamanya yang bernama Abu Lahab ketika itu justru menentangnya dan mengatakan,"Celakalah engkau wahai Muhammad! Untuk inikah kau mengumpulkan kami?". Berdasarkan kejadian tersebut, maka turunlah wahyu surat al-Lahab ayat 1-5.
a. Dakwah Secara Sembunyi-Sembunyi.
Dakwah dengan cara ini dilakukan pada tahun ke-1 hingga tahun ke-3 kenabian. Pada tahapan dakwah ini, Rasulullah saw menyeru orang-orang yang berada di lingkungan rumah tangganya sendiri dan kerabat serta sahabat dekatnya untuk masuk Islam. Adapun orang-orang yang telah memenuhi dakwah Rasulullah tersebut adalah Khadijah binti Khuwailid (Istri Rasulullah saw, wafat tahun ke- 10 dari kenabian), Ali bin Abi Thalib (saudara sepupu Rasulullah saw yang tinggal serumah denganya), Zaid bin Haritsah (anak angkat Rasulullah saw), Abu Bakar as-Shiddiq (sahabat dekat Rasulullah saw), dan Ummu Aiman (pengasuh Rasulullah saw pada waktu kecil). Nabi Muhammad saw mengajarkan agama Islam secara sembunyi-sembunyi di rumah Arqam bin Abil Arqam yang juga telah memeluk Islam.
b. Dakwah Secara Terang-terangan.
Dakwah secara terang-terangan ini dimulai pada tahun ke-4 dari kenabian karena turunya wahyu yang berisi perintah agar dakwah itu dilaksanakan secara terang-terangan. Wahyu tersebut adalah dari Al-Qur'an surah asy-Syu'ara [26]: ayat 214-216 yang artinya: Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat, serta rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman. Jika mereka mendurhakaimu maka katakanlah: "Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan".
Rasulullah saw memulai tahapan dakwah ini dengan mengumpulkan para penduduk Mekah, terutama kerabat-kerabatnya untuk berkumpul di Bukit Shafa. Rasulullah saw menyeru mereka hanya untuk menyembah kepada Allah dan meninggalkan penyembahan terhadap berhala-berhala mereka. Namun, pamanya yang bernama Abu Lahab ketika itu justru menentangnya dan mengatakan,"Celakalah engkau wahai Muhammad! Untuk inikah kau mengumpulkan kami?". Berdasarkan kejadian tersebut, maka turunlah wahyu surat al-Lahab ayat 1-5.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar