Inilah kisah dari seorang Javed Iqbal yang tega menghabisi setidaknya 100 anak laki-laki. Entah apa yang menyebabkan dirinya melakukan aksi keji ini. Namun, satu hal yang sudah sangat jelas, dia pantas dihukum mati karena apa yang dilakukan melanggar batas-batas kemanusiaan. pembunuh berantai dari Pakistan yang divonis bersalah karena melakukan pelecehan seksual dan pembunuhan terhadap 100 anak laki-laki yang berusia 6 s/d 16 tahun.
Javed Iqbal lahir di Lahore 1956 , Punjab, Pakistan. Javed Iqbal putra keempat dari enam bersaudara. Ayahnya bernama Mohammad Ali Mughal, seorang pedagang kaya. Javed sering melakukan matrikulasi sejak SMA. Dia memulai bisnisnya sendiri pada tahun 1978 ketika dia adalah seorang siswa menengah di Perguruan Tinggi Islamia, Jalan Kereta Api. Ayahnya membeli dua vila di Shadbagh. Iqbal mendirikan bisnis pembuatan baja di salah satu rumah dan tinggal di sana selama bertahun-tahun bersama anak laki-lakinya.
[sumber google]
Kejahatan yang ia lakukan bukan main sadisnya, korban anak laki-laki ditemukan dengan keadaan yang mengerikan. Tubuh dipotong-potong agar mudah dimasukkan ke dalam sebuah kotak/tong setelah itu ia berikan larutan hydrochlorid acid. Larutan bersifat korosif sehingga apa saja yang dimasukkan ke dalamnya akan hancur termasuk tulang-belulang gansis! Setelah korban-korbannya hancur, Javed membuangnya ke saluran pembuangan. Dari sinilah ia mampu menghilangkan barang bukti.
Sebagai orang yang kaya di daerahnya, tentunya ini merupakan kemudahan Javed untuk melakukan apa saja yang ia mau termasuk merayu anak-anak. Biasanya dia akan mencari mangsanya di jalanan atau daerah yang kumuh. Dengan begitu, dia akan mudah memengaruhi anak-anak di sana untuk mau diajak ke rumahnya dan sesampainya disana mereka diperlakukan dengan cara mengerikan.
[sumber google]
Download GTA San Andreas Mobile
Biasanya mereka yang terkena iming-iming akan diajak senang-senang terlebih dahulu entah makan atau dibelikan baju. Setelah sampai rumah mereka akan diminumi obat hingga teler. Setelah anak laki-laki itu tidak begitu sadar, Javed akan melakukan tindakan asusila sembari merekam penyiksaan terhadap anak tersebut sampai puas. Kalau semua keinginannya sudah tercapai, anak itu akan langsung dihabisi dan jejaknya dihilangkan.
[sumber google]
Sebelum ditangkap, Iqbal mengaku kepada polisi kalau dirinya telah melakukan pembunuhan terhadap 100 anak laki-laki dengan usia berkisar 6 hingga 16 tahun. Rata-rata yang dibunuh adalah anak panti asuhan atau anak orang miskin di perkampungan kumuh. Di rumahnya, polisi dan wartawan menemukan noda darah di dinding dan lantai dengan rantai yang diklaim Iqbal mencekik korbannya, foto-foto banyak korbannya di kantong plastik. Barang-barang ini diberi label rapi dengan plamplet tulisan tangan.
Dua tong asam dengan sisa-sisa manusia yang terlarut sebagian juga dibiarkan terbuka untuk ditemukan oleh polisi, dengan catatan yang menyatakan "mayat-mayat di rumah sengaja tidak dibuang sehingga pihak berwenang akan menemukan mereka."
[sumber google]
Di pengadilan, Javed dinyatakan bersalah dan mendapatkan hukuman mati. Dia terbukti melakukan pembunuhan berantai dengan motif kekerasan dan kejahatan seksual. Dia dijatuhkan hukuman mati meski pada akhirnya dia bunuh diri di dalam sel tahanannya karena takut akan digantung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar